HeadlineLensa Manca

Negara-negara Muslim Mengutuk ‘Serangan Barbar’ Israel Terhadap Palestina

Organisation of Islamic Cooperation (OIC) pada hari Minggu (16/5) menyerukan penghentian segera terhadap apa yang digambarkannya sebagai ‘serangan barbar Israel di Gaza’ dan menyalahkan “kejahatan sistematis” terhadap Palestina.

Pernyataan OIC muncul setelah pertemuan virtual di mana Arab Saudi mengutuk pelanggaran kesucian situs suci Muslim dan penggusuran warga Palestina dari rumah mereka di Yerusalem Timur.

Badan yang beranggotakan 57 orang itu menuduh Dewan Keamanan PBB melakukan inersia. Malaysia, Indonesia dan Brunei mengeluarkan pernyataan terpisah pada hari Minggu, yang di-tweet oleh Perdana Menteri Malaysia, menyerukan pertemuan darurat Majelis Umum PBB.

Arab Saudi, Bahrain dan Uni Emirat Arab menyerukan gencatan senjata. UEA dan Bahrain bersama dengan negara-negara Arab lainnya telah melanggar tabu lama pad tahun lalu di kawasan itu dengan menjalin hubungan formal dengan Israel, dengan persetujuan diam-diam dari kekuatan Teluk Riyadh.

“De-eskalasi dan tingkat pengekangan tertinggi penting untuk menyeret kawasan itu pergi dari tingkat ketidakstabilan baru,” kata Menteri Negara UEA untuk Kerjasama Internasional Reem al-Hashimy.

Serangan Israel sebelum fajar di pusat Kota Gaza pada hari Minggu menyebabkan jumlah korban tewas di Gaza menjadi 181, termasuk 47 anak-anak, kata pihak kesehatan. Israel telah melaporkan 10 orang tewas, termasuk dua anak.

Militan Palestina memulai serangan roket ke Israel pada hari Senin (10/5) setelah berminggu-minggu ketegangan atas kasus pengadilan untuk mengusir beberapa keluarga Palestina di Yerusalem Timur dan sebagai pembalasan atas bentrokan polisi Israel dengan warga Palestina di dekat Masjid Al-Aqsa kota selama bulan suci Ramadhan.

Israel membalas dengan serangan udara dan artileri area Gaza yang berpenduduk padat.

Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud membuka pertemuan OIC dengan mendesak masyarakat global untuk mengakhiri eskalasi kekerasan dan menghidupkan kembali negosiasi perdamaian berdasarkan solusi dua negara.

Israel melihat seluruh Yerusalem sebagai ibukotanya. Palestina menginginkan bagian timur sebagai ibu kota negara masa depan. Aneksasi Israel atas Yerusalem Timur tidak diakui secara internasional.

Sumber-sumber kementerian luar negeri Turki mengatakan Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu menyerukan mekanisme perlindungan internasional bagi warga sipil Palestina dan mengatakan kepada OKI bahwa Israel harus bertanggung jawab atas kejahatan perang dan bahwa Pengadilan Kriminal Internasional dapat berperan.

Timpalannya dari Iran Mohammad Javad Zarif mendesak komunitas internasional untuk memulai kampanye “politik dan legislatif” melawan Israel, kata media pemerintah Iran.

Sumber : Reuters

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *