Lensa Terkini

Angin Timur, Film Dokumenter Tentang Dampak Kenaikan BBM Terhadap Nelayan

Setelah mempersembahkan film dokumenter yang berjudul Silat Tani, Tim Ekspedisi Indonesia Baru kembali merilis film dokumenter yang berjudul Angin Timur. Angin Timur pertama kali ditayangkan melalui bioskop warga pada tanggal 21 September 2022 lalu di empat daerah berbeda, yakni Wonosobo, Trenggalek, Karimunjawa dan Tulungagung.

Sama seperti penayangan film Silat Tani, Tim Ekspedisi Indonesia Baru hingga saat ini hanya mendistribusikan film Angin Timur melalui kegiatan bioskop warga.

Dalam film Angin Timur, sutradara Yusuf Priambodo bersama sutradara Dandhy Laksono dan tim Ekspedisi Indonesia Baru secara langsung terjun ke lapangan untuk mewawancarai dan melihat kondisi yang saat ini sedang dialami oleh para nelayan Indonesia.

Melalui kenaikan harga BBM, nelayan Indonesia menjadi semakin kesusahan, tertekan dan menderita karena harus mengeluarkan biaya produksi lebih tinggi. Selain mengalami pembengkakan biaya produksi, nelayan Indonesia menjadi semakin terpuruk karena dampak dari kerusakan alam.

Penghasilan yang mereka dapatkan setiap harinya menjadi semakin tak menentu. Aktivitas pengrusakan alam yang dilakukan oleh manusia juga perlahan-lahan mulai menyebabkan perubahan cuaca dan iklim yang ekstrim.

Tak menunggu lama, ulah manusia itu pun mulai berdampak terhadap lingkungan secara keseluruhan dan menyebabkan kerusakan ekosistem laut Indonesia. Bukan hanya itu, nelayan Indonesia masih harus dihadapkan dengan ancaman-ancaman yang bisa ditimbulkan oleh kegiatan dan aktivitas perusahaan tambang di Indonesia.

Kegiatan dan aktivitas penambangan yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan tambang menimbulkan kerusakan berkelanjutan di daerah pesisir dan teluk yang menjadi tempat masyarakat tinggal dan mencari penghasilan.

Cuaca dan iklim yang tak bisa diprediksi menyebabkan nelayan yang sangat mengandalkan kondisi alam tidak bisa pergi melaut. Jika dipaksakan, jumlah tangkapan tidak akan maksimal dan nyawa para nelayan akan menjadi taruhan.

Fakta yang terjadi di lapangan saat ini meskipun Indonesia dijuluki sebagai negara bahari terbesar, jumlah nelayan yang ada di Indonesia terus mengalami penurunan yang signifikan selama 10 tahun terakhir.

Seperti yang disinggung di awal, distribusi film Angin Timur hanya dilakukan melalui bioskop warga. Distribusi film merupakan kegiatan penyaluran dan penjualan film kepada pihak bioskop agar bisa disaksikan oleh penonton (Astuti, 2022).

Bioskop Warga yang merupakan salah satu bentuk dari distribusi film, terdiri dari acara menonton film bersama masyarakat secara offline dan diskusi secara langsung terkait film bersama sutradara.

Dalam hal ini, Tim Ekspedisi Indonesia Baru secara konsisten melakukan kegiatan distribusi film melalui kegiatan Bioskop Warga, guna meningkatkan kredibilitas dan indepedensi dari film yang mereka produksi. Film dokumenter merupakan karya film non-fiksi yang menceritakan tentang permasalahan-permasalahan yang sedang dan pernah terjadi di masyarakat. Tingkat kredibilitas dari film dokumenter akan meningkat jika film tersebut diproduksi secara mandiri dan inpenden, tanpa adanya sponsor dari pihak tertentu.

Kegiatan Bioskop Warga merupakan salah satu bentuk upaya yang dilakukan untuk menghindari bias yang mungkin terjadi karena adanya pesan sponsor. Oleh karena itu, Bioskop Warga juga menerapkan sistem tiket saweran seikhlasnya.

Masyarakat yang mengikuti kegiatan Bioskop Warga akan diminta untuk membayar tiket secara sukarela tidak ditentukan nominalnya. Dengan konsep dibiayai secara langsung oleh masyarakat, Tim Ekspedisi Indonesia Baru berharap karya-karya film dokumenter yang mereka ciptakan bisa menjadi lebih independen dan memiliki kredibilitas tinggi. (Yoakim Dyas Trisantana/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *