Lensa Jogja

Inovatif! Warga Pleret Daur Ulang Plastik Menjadi Bahan Bangunan

Ada yang lain dari produk bahan bangunan yang dibuat warga Kanggotan, Pleret, Bantul. Konblok, paving blok, pemecah ombak, bantalan rel kereta api hingga bata beton, dibuat bukan lagi berbahan dasar semen, melainkan hasil olahan limbah plastik.

Proses pembuatannya pun terbilang sederhana. Plastik dicacah menjadi serpihan untuk mempermudah proses pengolahan kemudian diaduk bersama campuran pasir.

Dalam mesin pengaduk akan terjadi proses pemanasan. Pemanasan akan melelehkan residu plastik dan mampu berfungsi menjadi perekat pengganti semen.

Hasil olahan tersebut, kemudian dicetak sesuai kebutuhan menggunakan mesin pres. Setelah itu, hanya butuh 1 jam untuk proses pendinginan dan produk ini pun siap digunakan.

Produk bahan bangunan berbahan plastik tersebut diklaim lebih awet dan kuat karena bersifat lentur dan tidak mudah pecah.

Inovasi ini merupakan sebuah terobosan dari tim Inventor Teknologi Sendblock dari Komunitas Kampung Bijak Sampah di Pleret, Bantul, untuk membantu pemerintah dalam mengatasi permasalahan sampah yang setiap harinya mencapai 300 ton.

“Walaupun teknologi kami sebetulnya bisa menggunakan segala jenis plastik, tetapi saat ini karena yang menjadi masalah adalah sampah residu plastik, itu yang kami utamakan,” jelas Estri Setyawati, selaku Tim Inventor Teknologi Sendblock.

Ide kreatif ini merupakan salah satu upaya untuk mendukung Kampung Bijak Sampah, yang dicanangkan di Kapanewon Pleret. Bahkan, inovasi tersebut berhasil meraih peringkat 5 dalam lomba inovasi teknologi yang diadakan oleh Pertamina.

Rencananya, inovasi teknologi pengolahan sampah ini akan dikembangkan. Harapannya, masyarakat dapat lebih teredukasi mengenai pengelolaan sampah.

“Permasalahan sampah ini tidak bisa hanya dengan aturan. Harus ada solusi, yakni teknologi dan budaya. Budaya bagaimana kita mengumpulkan sampah, kemudian itu ada solusi dan menghasilkan profit. Kalau sesuatu itu ada profit, orang akan minat produksi itu,” ujar Nur Subiyantoro, selaku Pengasuh Kampung Bijak Sampah.

Nantinya, pengolahan sampah akan dikelola Badan Usaha Milik Kalurahan (Bumkal) untuk meningkatkan perekonomian warga. Pengolahan akan dilakukan tidak hanya pada sampah plastik, tetapi juga sampah organik yang bisa dibuat kompos. (JP/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *