Lensa JogjaLensa Terkini

Kunjungi Keraton Yogyakarta, Presiden Jerman Terpukau dengan Tarian Lawung Ageng

Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier berkunjung ke Keraton Yogyakarta, Jumat (17/6). Kunjungannya ke Yogyakarta termasuk bagian dari agenda kunjungan kenegaraan, guna memperingati hubungan diplomatik antara Jerman dengan Indonesia.

Steinmer beserta rombongan, disambut oleh Sultan Hamengku Buwono X dan permaisuri GKR Hemas, ketika memasuki Regol Danapratapa, Kompleks Srimanganti.

Dilansir dari berbagai sumber, pada Sabtu (18/6), GKR Mangkubumi, putri sulung Sultan Hamengku Buwono X, mengatakan bahwa Presiden Jerman melihat beberapa koleksi batik, wayang kulit, barang pecah belah, serta manuskrip milik Keraton Yogyakarta.

Steinmeier juga menyaksikan pertunjukan Beksan Lawung Ageng di Tratag Bangsal Kencana, dan menikmati suguhan kopi, teh, serta kudapan khas kerajaan di Bangsal Manis.

Saat menikmati Beksan Lawung Ageng, GKR Mangkubumi menyebut bahwa Steinmeier merasa terpukau. Presiden Jerman itu tak menyangka, jika Yogyakarta memiliki tarian dengan karakteristik tarian semarak seperti di Bali.

“Beliau apresiasi tariannya, karena lawung itu kan musiknya semarak ada terompet dan drum. Beliau berpikir kalau yang rancak itu hanya di Bali. Termasuk bertanya tentang tarian perang, kemudian tadi sudah dijelaskan bahwa lawung itu untuk pernikahan,” ujar GKR Mangkubumi.

Beksan Lawung Ageng sendiri merupakan tarian pusaka ciptaan Sultan Hamengku Buwono I, yang menggambarkan adu tangkas para prajurit saat berlatih tombak dan berkuda. Gerakan tarian ini mengandung unsur heroik, patriotik, dan maskulin.

GKR Mangkubumi menambahkan, Steinmeier bersama Sultan turut membahas perihal Keistimewaan Yogyakarta. Kedua belah pihak banyak membahas soal warisan budaya, terutama terkait arsitektur. (YM/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *