Lensa Sinema

Review Film Cold Eyes: Detektif Cantik yang Gagalkan Aksi Perampokan Bank, Serunya Gak Ada Ampun!

Cold Eyes merupakan film garapan sutradara Jo Ui-Seok dan Kim Byung-Seo di bawah naungan produser Lee Yu-Jin yang liris pada tahun 2013. Film ini menggandeng aktris Han Hyo-Joo yang sudah tak asing lagi di dunia K-Drama dan Lee Junho yang merupakan member dari 2PM.

Jika kalian menyukai film bergenre aksi dan misteri maka film ini sangat wajib ditonton. Perihal akting sudah tak perlu ditanya lagi, hampir tak ada celah kekurangan dalam film ini. Dari awal sampai akhir yang berdurasi 118 menit ini, tertata sangat rapi dan membuat seolah tak membiarkan jantung penonton berdegup tenang. Benar-benar seru!

Bercerita tentang Ha Yoon-Joo (Han Hyo-Joo) seorang detektif pemula yang baru saja bergabung dalam Unit Departemen Kejahatan Khusus Angkatan Kepolisian Korea.

Yoon-Jo mempunyai kelebihan bisa mengingat setiap detail apa saja yang sudah dilihatnya. Seperti tempat, waktu, bahkan warna tas dan pakaian pun dia bisa mengingatnya. Dia akan dapat mengingat dengan baik apa-apa yang dilihatnya, dengan mengetuk jari telunjuknya ke meja atau menggerak-gerakkannya  saja.

Tepat di hari ia diterima, secara kebetulan terjadi kasus perampokan bank yang dipimpin oleh James (Jung Woo-sung), seorang kriminal internasional yang sangat cerdik dan teliti dalam menjalankan aksi bersama anak buahnya.

Judul Cold Eyes sepertinya diambil dari sudut pandang James selaku pemimpin perampokan itu. James memang mempunyai tatapan mata yang dingin dan tajam. James juga kejam dan tak segan untuk membunuh siapapun. Ia selalu menyerang musuhnya dengan menusuk bagian leher dan perut.

Namun tak bisa dipungkiri juga, bisa jadi sebutan Cold Eyes ditujukan kepada para detektif yang juga tak kalah tajam tatapannya saat sedang mengintai.

Alur pada film ini sangat unik dan terstruktur dengan rapi. Pada 15 menit pertama penonton akan dibuat berpikir bahwa seolah pemainnya sedang berjalan pada satu cerita. Tetapi kemudian, penonton akan dikejutkan dengan fakta bahwa ternyata ada dua cerita di dalamnya yang bahkan tidak berhubungan, yakni ketika Yoon-Jo sedang mengintai Kepala Detektif Hwang sebagai tes detektif, dan James yang sedang mengatur alur perampokan bank, hari itu.

Tempo yang mengikuti alur pada film ini sangat cepat, atau dalam Bahasa Jawa biasa kita sebut “cak-cek”. Penonton diajak seolah ikut berlari mengejar alur pada film ini, merasakan ketegangannya, dan penasaran apa yang akan terjadi setelah itu, sehingga membuat penonton tidak ingin mengalihkan perhatian dari layar walau satu detik saja.

Seolah ingin memberi jeda pada ketegangan film ini, pada menit ke 85 ketegangan benar-benar hilang berganti dengan sedih, sebab Lee Junho tertusuk oleh James saat dia ketahuan sedang mengintai.

Selama kurang lebih 10 menit, penonton benar-benar diberi jeda untuk menenangkan jantungnya dengan rasa sedih yang ditransformasikan oleh pemain. Kemudian tepat setelah itu, aksi kembali dilakukan dan ketegangan pun ikut kembali dirasakan penonton.

Dan nampaknya seperti bukan film Korea kalau tak ada bumbu-bumbu romantisnya, tak lain adalah Yoon-Jo dan Junho yang ternyata seusia. Kemudian juga beberapa scene yang mempertemukan mereka dan menciptakan nuansa romantis nan gemas.

Meskipun film ini liris pada tahun 2013, yang mana mungkin teknologi belum secanggih sekarang, pada kenyataannya alat-alat yang digunakan detektif untuk mengintai buronan pada saat itu sudah terlihat canggih. Jika film ini ditonton pada masa ini atau beberapa tahun ke depan masih akan tetap terasa euforianya. (AKM/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *