Takut Dibunuh, Alasan Putin Tak Hadiri KTT G20
Menyusul kepastian ketidakhadiran Presiden Rusia Vladimir Putin dalam gelaran KTT G20 di Bali mendatang, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov kemudian membeberkan alasan absennya Putin dalam pertemuan dunia itu.
Peskov menjelaskan bahwa hari di mana KTT G20 berlangsung yakni 15-16 November nanti, Putin tak bisa meninggalkan negaranya karena padatnya jadwal di negaranya sendiri.
“Ini adalah keputusan kepala negara, mengingat jadwalnya dan perlunya dia tinggal di Federasi Rusia,” kata Peskov.
Namun, fakta lain terkait hal ini juga diungkapkan oleh salah satu politisi Rusia, yakni Sergey Markov.
Melansir dari Daily Mail, Sabtu (12/11), Markov menyebut bahwa alasan Putin tak hadir adalah karena merasa takut jika dibunuh dalam pertemuan itu.
Menurutnya, ancaman tersebut disinyalir akan datang dari pimpinan Inggris, AS atau bahkan Ukrania.
“Putin takut dipermalukan, mungkin dengan tersandung atau didorong ke tanah, dan bahwa dia tidak ingin menghadapi pemimpin lain setelah mundur dari Kherson karena mereka akan mencoba menekannya agar menyerah sepenuhnya,” kata Markov.
Adapun beberapa hal yang diungkapkan oleh Markov tentang Putin, di antaranya:
1) Ada kemungkinan besar upaya pembunuhan terhadap Putin dari dinas khusus AS, Inggris, dan Ukraina.
2) Kemungkinan situasi yang memalukan. Misalnya, beberapa aktivis sosial yang cacat menjatuhkan Putin -seolah-olah secara tidak sengaja- dan semua media dunia menyebarkan gambar dengan tulisan ‘Presiden Rusia sedang merangkak’.
3) Setelah kekalahan di Kherson, status Rusia sebagai negara besar dipertanyakan. Mereka akan menekan dan menuntut penyerahan yang halus.
“Saya yakin situasi seperti ini sedang direncanakan oleh beberapa orang Barat yang benar-benar gila,” imbuhnya.
Analisis tersebut, dikemukakan Markov setelah Rusia memutuskan untuk menarik mundur pasukannya dari kota Kherson beberapa waktu lalu. Diduga, penarikan pasukan di wilayah yang sudah dicaplok itu karena mereka merasa tak mampu lagi melawan Ukraina. (AKM/L44)
