Lensa JogjaLensa Terkini

17 Tahun Berlalu, Berikut Fakta-fakta Gempa Jogja 27 Mei 2006 Silam

Hari ini, Sabtu (27/5) tepat 17 tahun gempa berkekuatan 5,9 skala Richter mengguncang Yogyakarta pada pukul 05.55 WIB pagi hari.

Getaran besar yang berdurasi 57 detik itu cukup meluluhlantakkan gedung-gedung dan ribuan rumah hancur lebur, bahkan akibat peristiwa tersebut, ribuan orang meninggal dunia.

Untuk mengenang 17 tahun gempa Jogja tersebut, berikut fakta-fakta tentang terjadinya gempa bumi di Yogyakarta pada 27 Mei 2006 dikutip dari berbagai sumber.

  1. Lokasi pusat gempa

Gempa 17 tahun lalu ini terjadi di wilayah Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta, tepatnya berpusat di Tempuran Sungai Opak dan Sungai Oya yang terletak di Dusun Potrobayan, Srihardono, Pundong, Bantul.

Jika merujuk BMKG, posisi episenter gempa berada pada koordinat 8,26 derajat LS dan 110,31 derajat BT dengan kedalaman 33 km. Bisa dikatakan, posisi gempa bumi ini sekitar 25 km selatan-barat daya Yogyakarta, 145 km selatan-tenggara Pekalongan, 115 km selatan Semarang, serta 440 km timur-tenggara Jakarta.

Hal ini juga membuat gempa tersebut terasa di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya.

  1. Jumlah korban dan kerusakan

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Bantul, sebanyak 4.143 korban meninggal dunia di wilayah Bantul, dengan jumlah rumah rusak 71.763 rumah.

Total korban yang tewas di DIY dan Jawa Tengah di bagian selatan mencapai 6.234 orang. Sedangkan sebanyak 26.299 lebih lainnya mengalami luka berat dan ringan.

Sementara itu, di wilayah lain, tepatnya di Klaten, korban meninggal tercatat mencapai 5.782 orang, 26.299 korban luka berat dan ringan, serta 390.077 lebih rumah roboh.

Jumlah korban tersebut tercatat sebagai salah satu korban terbanyak setelah peristiwa gempa dan tsunami Aceh yang menewaskan hingga 220 ribu jiwa dan meletusnya Gunung Krakatau yang menewaskan hingga 36 ribu jiwa.

  1. Adanya isu tunami

Kepanikan masyarakat akibat gempa tersebut bertambah dengan adanya isu gempa yang akan disusul dengan tsunami. Hal ini membuat masyarakat berbondong-bondong menyelamatkan diri hingga terjadi banyak kekacauan dan mengakibatkan bertambahnya orang yang terluka.

Sementara itu, pengamat Geofisika pada Stasiun Geofisika Yogyakarta Tony Agus Wijaya mengatakan gempa utama itu terus diikuti dengan gempa susulan berkekuatan lebih kecil. Namun kekuatan gempa susulan itu tidak akan menyebabkan gelombang tsunami.

  1. Munculnya Desa Tangguh Bencana

Agar tidak terjadi lagi kejadian gempa yang memakan banyak korban jiwa, Pemda DIY memutuskan untuk mengembangkan Desa Tangguh Bencana. Pada tahap awal, desa ini dibangun di Dusun Nglepen, Desa Sumberharjo, Kecamatan Prambanan.

Pembangunan desa ini pada awalnya terdiri dari 80 bangunan, terdiri dari 72 rumah warga dan sisanya adalah MCK, Puskesmas, dan aula. Setidaknya pada 2019, sudah tercatat ada 34 Desa Tangguh Bencana yang terdapat di sekitar pesisir Kabupaten Bantul.

Nah itu dia fakta-fakta gempa di Yogyakarta yang terjadi pada tahun 2006 lalu. Dengan memperingati 17 tahun gempa di Yogyakarta semoga kita menjadi lebih peka dengan tanda-tanda alam dan tidak mengabaikan pentingnya tanggap bencana. (SC/L44)

Share

2 thoughts on “17 Tahun Berlalu, Berikut Fakta-fakta Gempa Jogja 27 Mei 2006 Silam

  • Your articles are extremely helpful to me. Please provide more information!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *