Lensa EntertainmentLensa Sinema

Moralitas Septalogi Harry Potter: Mengapa Hampir Semua Tokoh-tokohnya Gagal Menebus Kesalahan

Serial Harry Potter terkenal dengan tidak membebaskan karakter-karakternya yang memiliki moral ambigu tapi memang inilah inti dari cerita Si Anak Laki-Laki yang Bertahan Hidup.

Serial Harry Potter sarat dengan karakter yang memiliki moral yang rumit dan selalu gagal melakukan penebusan. Mengapa tokoh seperti Severus Snape dan Draco Malfoy tidak memiliki momen di mana mereka menebus segala kesalahan-kesalahan mereka. Orang-orang di sekitar Harry Potter seperti berada di area abu-abu. Ini menimbulkan perdebatan apakah karakter-karakter ini masuk kategori baik atau jahat. Ambiguitas moral ini merupakan hal yang signifikan dan adalah tema dari serial Harry Potter.

Di awal-awal cerita, mudah sekali mengatakan siapa yang baik dan siapa yang jahat. Albus Dumbledore yang muncul sebagai pelindung, sangat jelas kalau dia adalah karakter yang baik. Tetapi, di akhir buku ke-tujuh, sang kepala sekolah ternyata jauh lebih kompleks dari itu. Karakter jahat seperti Severus Snape dan Draco Malfoy terbukti punya sisi baik walaupun tetap tidak bisa dibilang orang baik. Meski kadang menggemaskan, ambigu moral dalam Harry Potter memiliki tujuan.

Harry Potter menantang ide moral hitam dan putih

Harry Potter termasuk dalam struktur cerita perjalanan kepahlawanan. Cerita jenis ini cenderung fokus pada moral hitam dan putih, jahat dan baik. Selalu mudah untuk mengetahui mana yang baik dan mana yang jahat. Bahkan ketika ada tokoh pengkhianat, ending-nya akan berubah ke peran yang berbeda. Tetapi, Harry Potter merubah konsep ini. Jalan cerita Harry Potter mengikuti formula yang sama tetapi karakter-karakter yang berinteraksi dengan Harry lebih sulit untuk disebut baik atau jahat.

Severus Snape adalah contoh yang paling pas. Audien terus mencoba menentukan apakah Snape memang jahat atau sebenarnya baik sepanjang cerita. Di akhir cerita, terungkap kalau dia mencintai Lily Potter dan mendedikasikan hidupnya untuk melindungi anak Lily. Tetapi, itu tidak lalu merubah fakta dia banyak melakukan hal-hal menjijikkan, sebelum dan setelah kematian Lily. Dia sudah mencoba meyakinkan Voldemort untuk membunuh keluarga Lily dan membiarkan Lily saja yang hidup, membuktikan kalau dia memiliki pengertian yang salah akan cinta. Dia setuju melindungi Harry untuk menghapus rasa bersalahnya tapi tidak punya niat tulus untuk peduli padanya (setidaknya di awal-awal). Karena tidak ada bukti yang menunjukkan Snape benar-benar memahami kalau hal ini salah, dia bisa dibilang belum menebus kesalahannya.

Harry Potter malah lebih realistis daripada cerita-cerita tentang kepahlawanan umumnya. Snape dan juga karakter lain seperti Draco Malfoy yang tidak mendefinisikan tentang penebusan kesalahan, memilih hal baik dengan alasan yang salah, begitu juga sebaliknya, memilih yang buruk dengan alasan yang baik. Tidak ada jawaban yang tepat apakah Snape itu baik atau jahat. Dia bisa dua-duanya, bisa juga tidak dua-duanya. Sampai di hari kematiannya, Snape melukai tapi juga menolong orang-orang. Keduanya ada pengaruh menonjol dalam cerita Harry Potter.

Harry Potter itu baik, Voldermort itu jahat dan yang lain ada di tengah-tengahnya.

Meski tidak sama dengan cerita-cerita tentang kepahlawanan. Dengan garis tegas antara si baik dan si jahat. Harry Potter tidak serta merta meninggalkan rumus ini. Baik Harry maupun Voldermort secara sempurna menggambarkan tipe standar pahlawan dan penjahat. Harry, pahlawan yang sudah diramalkan sejak sebelum dia lahir, berulang kali dites tetapi selalu membuat keputusan yang tidak egois dan selalu membantu dan menolong orang lain. Sebaliknya, Voldermort terlahir jahat. Dia tidak memilih kegelapan, dialah kegelapan, membuatnya tidak mampu berbuat baik dan berbuat tidak egois.

Meski pada kenyataannya tidak ada orang yang total baik dan total jahat, audien selalu ingin mengotak-ngotakkan. Ini yang membuat karakter seperti Severus Snape dan Albus Dumbledore seperti nggak pas. Mereka berdua ada di area abu-abu. Hal yang sama juga ada pada karakter-karakter lain, bahkan Hermione dan Ron. Tidak ada kata maaf atau penebusan kesalahan. Ya… karena memang begitulah mereka. Begitulah Ron.. Begitulah Hermione.. Begitulah Malfoy..

Mengapa karakter dalam Harry Potter lebih baik tanpa penebusan kesalahan yang jelas?

Bisa saja Severus Snape minta maaf ke Harry karena sudah menumpahkan dendamnya atas kesalahan-kesalahan ayah Harry ke Harry atau minta maaf atas perannya di kematian Lily. Draco bisa saja berpihak kepada Harry saat Harry melawan Voldermort di buku ketujuh. Dumbledore bisa saja bilang ke Harry kalau apa yang dia lakukan adalah salah, meski dia menganggapnya perlu. Meski begitu, di dunia nyata tidak ada penebusan yang begitu jujur seperti di film-film.

Seperti kata Sirius Black, “Dunia ini tidak dibagi menjadi dua, orang baik dan Pelahap Maut. Kita semua punya sisi gelap dan sisi terang.”

Penulis: Ara

Editor/redaktur: Rizky/Wara

Sumber: Angel Shaw; Morality & Harry Potter: Why The Characters Just Fall to Sort of Redemption; diakses pada 27 November 2023 dari https://screenrant.com>Movies>Movie Features

Share