Lensa Manca

WNI Tak Merasa Inggris Mengalami Krisis BBM

Inggris yang sedang mengalami krisis Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi sorotan media internasional. Ramainya berita ini justru memancing kebingungan dari salah satu Warga Negara Indonesia (WNI) yang menetap disana, Kamis (30/9).

Pasalnya Fahmi seorang WNI yang sudah tinggal lebih dari 5 tahun di London, mengaku tak merasakan adanya tanda tanda krisis BBM di negara itu.

“Mungkin saya lihat di perjalanan ada antrean SPBU di sana (Cornwall). Tapi itu juga antreannya tidak begitu panjang. Tidak terlihat mencolok kalau memang antrean itu karena krisis BBM,” tutur Fahmi dilansir dari Reuters.

Beberapa media melaporkan, adanya panic buying negara tersebut. Menanggapi hal itu, sampai saat ini Fahmi belum melihat adanya aksi panic buying oleh warga di sejumlah perbelanjaan atau minimarket.

“Beda jika dibandingkan dengan awal-awal lockdown di sini, benar-benar terlihat ada panic buying oleh para warga. Sekarang biasa-biasa saja setiap kali saya belanja,” ungkapnya.

Kemudian, Fahmi menambahkan tidak adanya pembicaraan khusus di antara warga London, khusus nya rekan kerja dan tetangganya soal krisis BBM.

Isu ini pertama kali menyebar, karena kebijakan Pemerintah Inggris yang angkat kaki dari Uni Eropa atau dikenal dengan Britania Exit (Brexit). Hal ini membuat masyarakat melakukan aksi panik beli (panic buying).

Tak hanya itu, kebijakan ini juga membuat Inggris kekurangan tenaga kerja murah sebagai sopir truk BBM dari luar negaranya, khususnya eropa. Hal ini berdampak pada Pasokan BBM ke SPBU yang terhambat dan membuat antrean di sana mengular di beberapa hari terakhir.

(IM/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *