Usai Diculik dengan Keji, Psikiater di Afghanistan Meninggal Dunia
Nader Alemi, psikiater terkemuka di Afghanistan, ditemukan tewas setelah sempat diculik oleh orang-orang bersenjata pada September 2021 lalu. Menurut keterangan Manizheh Abreen, anak perempuan Alemi, ayahnya sempat disiksa sebelum meninggal dunia.
“Kemarin kami telah membayar US$350.000 (Rp4,9 miliar) kepada para penculik dan mereka berjanji untuk membebaskan ayah saya hari ini. Namun, pagi ini kami malah menerima mayatnya,” kata Abreen, dikutip dari The Guardian.
Sebelumnya, para penculik meminta uang tebusan sebanyak $800.000 (Rp11,4 miliar). Namun, keluarga Alemi tidak mampu memberikan uang tebusan tersebut, mengingat negara mereka sedang mengalami krisis keuangan yang sangat parah.
“Mereka menyuruh kami menjual tempat tinggal dan rumah sakit, kami memohon dan menawar kepada mereka mengingat tidak ada orang yang akan membeli properti dalam situasi seperti itu. Mereka tidak peduli. Kami mengumpulkan uang dari teman dan keluarga kami, juga menjual mobil dan perhiasan yang kami punya,” ujar Abreen.
Sayangnya, Abreen hanya dapat mengumpulkan uang sebanyak Rp4,9 miliar untuk menebus ayahnya. “Ayah kami sudah tua, dan dia juga menderita diabetes, tetapi orang-orang brutal itu tidak peduli,” tambahnya.
Keadaan jasad Nader Alemi menunjukkan bahwa pria itu sempat disiksa sebelum akhirnya meninggal dunia. Sebelum jasadnya ditemukan, Alemi diculik di wilayah barat kota Mazar-i-Sharif. Mobilnya sempat dihentikan kala pria itu tengah melakukan perjalanan pulang ke rumah.
Beberapa bulan sebelum diculik, pria berumur 66 tahun itu kerap menerima ancaman lewat telepon dan pesan.
Alemi merupakan orang pertama yang mendirikan rumah sakit jiwa swasta pertama di Afghanistan. Dia merupakan sosok psikiater satu-satunya yang mampu berbahasa Pashto di Afghanistan utara. Salah seorang pejuang Taliban juga merupakan pasiennya.
Kejadian ini tentunya menuai respons dari aktivis hak asasi manusia di Afghanistan. Aktivis yang menolak disebutkan namanya itu mengatakan bahwa para penculik dan pembunuh harus bertanggung jawab, dan Taliban harus memberikan keamanan kepada rakyat Afghanistan.
Sementara itu, Patricia Gossman, Direktur Associate Asia untuk Human Rights Watch, sempat meminta pihak berwenang Afghanistan untuk menyelidiki keberadaan Alemi.
“Jika Alemi telah diculik maka orang yang bertanggung jawab akan kejahatan itu harus dihukum. Taliban mengklaim kelompoknya dapat menjaga keamanan Afghanistan, seharusnya mereka menginvestigasi dengan saksama terkait apa yang terjadi dan menegakkan keadilan pada orang yang bertanggung jawab atas kejahatan ini, pun juga melindungi hak-hak orang yang dituduh melakukan kesalahan,” ujar Gossman.
Taliban yang kini menguasai Afghanistan sempat mengklaim pihaknya mampu menjaga keamanan di negara itu. Namun, tindak kriminal di negara itu juga kian meningkat dan berkali-kali kelompok ISIS berhasil melancarkan serangan bom mereka. (DY/L44)