HeadlineLensa Manca

Tiga Pasukan Penjaga Kedamaian PBB Terluka Dalam Serangan Mali Utara

Tiga pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa terluka parah dalam serangan roket di pangkalan militer di Mali Utara, kata pejabat PBB dan lokal.

Olivier Salgado, juru bicara misi penjaga perdamaian PBB di negara Afrika Barat, MINUSMA, mengatakan serangan tersebut terjadi di sebuah pangkalan di Tessalit pada hari Minggu (25/4), yang menampung tentara Mali, penjaga perdamaian PBB dan pasukan Prancis, kantor berita AFP melaporkan.

Tiga pasukan penjaga perdamaian “terluka parah” dalam serangan itu, tambahnya.

Seorang pemimpin suku Tessalit, yang menolak disebutkan namanya, mengatakan kepada AFP bahwa kamp itu terkena tembakan roket.

“Situasi saat ini tenang dan terkendali,” ujarnya.

Mali telah memerangi pemberontakan brutal sejak 2012, ketika pejuang pemberontak pertama kali muncul dalam pemberontakan oleh separatis etnis Tuareg di utara.

Prancis turun tangan untuk menghancurkan pemberontakan, tetapi para pejuang berpencar dan berkumpul kembali, melakukan kampanye mereka ke Mali tengah pada 2015 dan kemudian ke negara tetangga, Niger dan Burkina Faso.

Pada bulan Maret lalu, sekitar 100 pejuang bersenjata berat di truk pick-up dan sepeda motor menyerang sebuah pos militer di Tessit, menewaskan sedikitnya 33 tentara. Seorang tentara mengatakan serangan tersebut menewaskan 20 penyerang.

Sembilan tentara tewas dan sembilan lainnya luka-luka dalam serangan Februari di dekat pusat kota Bandiagara.

Serangan pemberontak di Mali tengah biasanya melibatkan bom pinggir jalan atau serangan tabrak lari pada sepeda motor atau truk pick-up.

Sementara itu, ketidakamanan telah menyebar ke seluruh semak belukar yang gersang di Sahel, ke Burkina Faso dan Niger, dengan kelompok-kelompok yang mengeksploitasi kemiskinan masyarakat yang terpinggirkan dan mengobarkan ketegangan antar kelompok etnis.

Serangan tumbuh lima kali lipat antara 2016 dan 2020, dengan 4.000 orang tewas di tiga negara tahun lalu, naik dari sekitar 770 pada 2016, menurut PBB.

Sumber : AlJazeera

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *