Lensa Jogja

Tari Kolosal Hingga Gunungan Hasil Bumi Ramaikan Merti Padukuhan di Sleman

Warga Dusun Jingin, Kapanewon Seyegan, Kabupaten Sleman, menyelenggarakan acara Merti Padukuhan dengan berbagai tari kolosal dan kirab gunungan hasil bumi, sebagai simbol wujud rasa syukur atas kenikmatan dan rejeki.

Acara tahunan tersebut, rutin diselenggarakan guna memelihara semangat gotong royong dan wujud pelestarian budaya.

Dihadiri ribuan warga, acara diawali dengan pertunjukan tari kolosal dari warga, yang menggambarkan kerukunan antar warga setempat.

Acara kemudian dilanjutkan dengan kirab dengan menggunakan kostum ala prajurit Kraton Yogyakarta, Srikandi, pasukan panah, marching band anak, dan gunungan hasil bumi yang diarak sejauh 3 kilometer.

Upacara Merti Padukuhan ini turut dihadiri oleh Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, yang kemudian menyampaikan bahwa dengan digelarnya kegiatan tersebut dapat menumbuhkan semangat kebersamaan antar warga.

Ia juga berharap acara ini mampu membawa inovasi baru dan menggali potensi lokal yang berdampak pada nilai ekonomi warga.

“Harapan saya ini terus dilestarikan dan masyarakat bisa terus berinovasi agar dapat meningkatkan perekonomian. Nanti kalau ada acara ini belanjanya gak jauh-jauh, jadi di sekitar sini saja,” ujar Kustini Sri Purnomo, selaku Bupati Sleman.

Upacara adat Merti Padukuhan digelar rutin setiap tahunnya, agar masyarakat Padukuhan bisa memelihara semangat gotong royong dan merawat kebulatan tekad masyarakat untuk bersatu.

Hal tersebut disimbolkan dengan kirab oleh tokoh masyarakat setempat dengan menggunakan berbagai atribut sehingga menjadi satu kesatuan.

“Tujuan acara ini digelar untuk menyatukan warga dan tidak ada perbedaan. Untuk melestarikan kebudayaan yang adiluhur dari para leluhur ini. Acara ini diawali oleh tari kolosal dan ditutup dengan kirab budaya dengan mengelilingi tiga kilometer di daerah ini,” ungkap Purwanto, selaku Panitia Acara.

Diharapkan melalui acara ini, para generasi muda dapat melestarikan budaya serta memelihara alam dan lingkungan, untuk menciptakan rasa nyaman tanpa membedakan suku dan agama. (BS/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *