Lensa Jogja

Tanpa Iringan Kirab, Nyadran di Makam Sewu Tetap Semarak

Nyadran merupakan tradisi adat berziarah ke makam leluhur, yang biasa dilakukan masyarakat jawa sebelum memasuki bulan Ramadhan, yakni di bulan Ruwah.

Di Bantul tepatnya di Kampung Wijirejo, Pandak, Nyadran, biasanya diselenggarakan di kompleks makam sewu, yang dilakukan oleh masyarakat Wijirejo dan sekitarnya.

Biasanya, warga memanjatkan doa serta menabur bunga di makam leluhur mereka, yang berada di komplek makam Sewu tersebut.

Namun, ada yang berbeda dari upacara tradisi Nyadran Makam Sewu tahun ini. Digelar secara sederhana, tanpa arak-arakan gunungan dan jodang. Prosesi adat hanya dilakukan di pendopo makam Sewu, dengan menggelar doa bersama serta kenduri.

Tradisi ini berlangsung, dengan menyantap nasi gurih usai prosesi doa bersama dilafalkan. Meski digelar secara terbatas, namun tradisi tahunan yang dilakukan tiap hari senin setelah tanggal 20 Ruwah tahun Jawa tersebut, tetap ramai oleh pengunjung.

Tradisi Nyadran Makam Sewu sudah biasa dilakukan masyarakat wijirejo, saat menjelang bulan ramadhan. Bahkan, peziarah dari luar kota pun juga mengikuti prosesi tersebut.

Tradisi ini diselenggarakan untuk mendoakan panembahan Bodho dan istrinya, yakni tokoh penyebar ajaran agama Islam pertama di Bantul. (JACK/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *