Headline

Tanggapi Risma Paksa Tuna Rungu Bicara, Akademisi: Harus Minta Maaf

Risma yang memaksa seorang tuna rungu berbicara saat peringatan Hari Disabilitas Internasional 2021, membuat namanya kembali berada di deretan tranding sosial media hari ini, Kamis (2/11).

Atas paksaan tersebut, Risma sempat dikritik secara langsung oleh Stefanus, perwakilan Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (Gerkatin). Namun alih-alih menyadari kesalahan dan meminta maaf, Risma justru berdalih bahwa dirinya memang sengaja memaksa para tuna rungu untuk bicara.

“Yang menggunakan alat dengar, sebetulnya tidak mesti dia bisu. Jadi karena itu, karena ibu paksa kalian untuk bicara, ibu paksa memang, supaya kita bisa maksimal pemberian Tuhan kepada kita,” kata Risma.

Hal ini tentu memantik kegeraman publik. Pasalnya, nama Risma bukan pertama kali ini naik karena hal yang dianggap tak pantas dilakukan. Akademisi Gus Nadir melalui cuitannya, mengaku heran atas hal ini, ia menyayangkan sikap Risma demikian.

“Ada apa lagi dengan Bu Risma? Tempo hari marah-marah ke rakyat, sekarang memaksa anak tunarungu bicara. Begitu susahkah pejabat kita memahami rakyat dari perspektif rakyat itu sendiri. Kan sebelum jadi pejabat, pernah juga jadi pejabat,” kata Gus Nadir.

Cuitan ini pun kemudian dijawab oleh rekan sejawatnya. Mengutip tweet yang ditulis Gus Nadir, Ayang Utriza Yakin menyebut jika Risma harus dan akan bersedia meminta maaf kepada seluruh masyarakat tuna rungu.

“Jika benar Bu Risma bersikap seperti itu, maka beliau harus minta maaf ke masyarakat tunarungu. Saya percaya Bu Risma tidak bermaksud merendahkan tunarungu & beliau bisa meminta maaf atas kesalahannya,” tulis Ayang. (AKM/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *