Lensa Manca

Taliban Wajibkan Perempuan Afghanistan Pakai Burqa di Depan Umum

Keputusan Taliban mewajibkan wanita mengenakan burqa, mendapat banyak kecaman dari seluruh dunia. Dilansir dari Al Jazeera, Senin (9/5), Fawzia Koofi, mantan Wakil Ketua Parlemen Afghanistan, mengatakan bahwa keputusan itu adalah penindasan.

“Pertanyaannya adalah, di tengah semua penderitaan rakyat Afghanistan ini, mengapa isu perempuan menjadi satu-satunya yang diprioritaskan,” kata Koofi, merujuk pada krisis ekonomi yang semakin dalam di seluruh negeri.

Taliban diketahui telah memerintahkan perempuan Afghanistan, untuk harus menutupi wajah mereka dengan burqa biru, sebagai simbol global rezim garis keras Taliban sebelumnya dari 1996 hingga 2001. Pemimpin tertinggi Taliban, Hibatullah Akhundzada, membacakan dekrit itu pada konferensi pers di Kabul, Sabtu 7 Mei 2022.

“Mereka harus mengenakan chadori (burqa dari kepala hingga ujung kaki), karena pakaian itu tradisi dan penuh hormat. Para perempuan yang tidak terlalu tua atau muda harus menutup wajah mereka, kecuali mata, sesuai petunjuk syariah. Ini untuk menghindari provokasi ketika bertemu pria yang bukan muhrim,” kata Akhundzada.

Sejak mengambil alih Afghanistan, Taliban telah menerapkan kembali pembatasan pada kebebasan dan gerakan, terutama yang ditujukan pada wanita. Hal ini mengingatkan pada aturan terakhir mereka pada 1990-an.

Selama beberapa bulan terakhir, para pemimpin Taliban, khususnya dari Kementerian Penyebaran Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan, telah mengumumkan banyak pembatasan baru, bahkan ketika kritik dan tekanan internasional meningkat terhadap mereka.

Pada Maret lalu, Taliban juga dengan tiba-tiba membatalkan keputusan untuk membuka sekolah bagi remaja putri. Keputusan ini menimbulkan kemarahan komunitas internasional dan mendorong Amerika Serikat membatalkan pertemuan yang direncanakan untuk meredakan krisis keuangan negara itu.

Afghanistan menghadapi krisis kemanusiaan dengan lebih dari setengah populasi terancam kelaparan. Taliban telah berjuang untuk menghidupkan kembali ekonomi yang bergantung pada bantuan.

Amerika Serikat dan negara-negara lain telah memotong bantuan pembangunan dan memberlakukan sanksi ketat pada sistem perbankan sejak Taliban mengambil alih pada Agustus. Sikap ini mendorong negara itu menuju kehancuran ekonomi (YM/L44).

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *