Lensa Manca

Sunspot Raksaksa Terlacak, Berpotensi Kemunculan Aurora

Bintik Matahari (sunspot) berukuran raksasa terdeteksi dan sedang melontarkan energinya. Sunspot tersebut diketahui berukuran 3 kali lebih besar dari Bumi, dan berpotensi melontarkan energinya hingga ke Bumi.

Hal tersebut disampaikan oleh Tony Phillips, seorang penulis di SpaceWeather.com.

“Kemarin sunspot AR3038 besar. Hari ini besar sekali. Bintik matahari itu telah tumbuh berlipat ganda dengan cepat dalam 24 jam,” tulisnya, dikutip dari Space, Jum’at (24/6).

Diketahui, sunspot AR3038 tersebut dapat meledakkan flare atau suar kategori sedang dalam waktu dekat.

Sunspot tersebut, berpotensi menampilkan aurora karena melontarkan semburan massa koronal (CME), yang merupakan partikel bermuatan yang menghadap Bumi dan berinteraksi dengan medan magnet Bumi.

Namun, Pusat Prediksi Cuaca Antariksa Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA), yang memantau semburan matahari dan ledakan lainnya, saat ini belum mengeluarkan peringatan terkait kemunculan aurora.

Matahari sendiri diketahui sangat aktif pada musim semi, dengan mengirimkan banyak suar kategori sedang (M) dan tinggi (X) saat aktivitas tumbuh dalam siklus bintik matahari reguler 11 tahun belakangan ini.

Biasanya partikel CME tidak berbahaya, paling tidak hanya membuat pemadaman radio secara singkat bersama dengan datangnya aurora berwarna-warni. Namun, pada beberapa kejadian langka, CME dapat mengganggu infrastruktur penting seperti satelit atau saluran listrik.

Untuk itu, NASA dan NOAA memantau matahari sepanjang waktu. Selain itu, misi Parker Solar Probe NASA terbang sangat dekat dengan matahari secara berkala untuk mempelajari lebih lanjut tentang asal usul sunspot ini dan untuk lebih memahami cuaca luar angkasa yang diciptakan matahari. (AB/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *