Lensa Jogja

Sumbu Filosofi DIY Menuju Warisan Budaya Dunia

Dinas Kebudayaan DIY menggelar acara talkshow yang bertempat di Rakopiran Coffe, Panggungharjo, Sewon, Bantul, Sabtu (30/10). Menghadirkan sejumlah narasumber, acara tersebut sebagai bagian dari upaya Disbud DIY dalam mempersiapkan Yogyakarta menuju warisan budaya dunia.

Yogyakarta memang memiliki beragam kesitimewaan. Namun, ada satu keunikan tata ruang Yogyakarta, Yaitu keberadaan poros sumbu filosofi antara Panggung Krapyak, Kraton Yogyakarta dan Tugu Pal Putih yang melewati lebih dari 22 titik kawasan heritage.

Sang arsitektur Sri Sultan Hamengkubuwono pertama menjadikannya sebagai konsep perjalanan spiritual manusia. Mulai saat dilahirkan hingga tumbuh memiliki kekuasaan dan dilanjutkan perjalanan manusia menghadap sang khalik.

Filosofi ini memiliki landasan kuat serta aspek keunggulan khas dari sisi kebudayaan yang memenuhi kriteria sebagai warisan budaya dunia oleh Unesco.

Bahkan, satu-satunya di dunia, tata ruang yang memiliki sumbu filosofi, hanya keraton Yogyakarta. Maka dari itu, hal yang paling berat dalam proses pengajuan ini adalah pengumpulan dossier atau berkas-berkas yang berisi management plan.

Sebuah janji yang harus ditepati terhadap Unesco, apabila nanti sumbu filosofi sudah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia.

Proses pendaftaran sumbu filosofi tersebut kini tengah memasuki tahap revisi dalam memperbaiki secara administratif untuk diverifikasi dari Unesco. Sehingga, bagi Kanjeng Pangeran Haryo Notonegoro yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan ini dinilai sangat relevan untuk mempersiapkan masyarakat serta mempermulus terwujudnya sumbu filosofi sebagai warisan dunia.

Sementara itu, Yuwono Sri Suwito, seorang budayawan berharap, agar tujuan besar ini diperlukan sosialisasi dan edukasi publik secara massif tentang sumbu filosofi kepada masyarakat.

Pencapaian tertinggi bukan hanya pengakuan dari Unesco, tetapi setiap lapisan masyarakat memahami dan menerapkan filosofi dibalik kawasan sumbu filosofi.

Usai diakuinya sumbu fislosofi sebagai warisan dunia oleh Unesco, diyakini dapat mendatangkan dampak yang besar. Utamanya mendongkrak perkembangan industri pariwisata Yogyakarta ke tingkat dunia, serta meningkatkan perekonomian masyarakat.

(TL/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *