Headline

Strategi Tekan Stunting, Menko PMK: Pernikahan Sedarah Harus Dihentikan

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Mudhadjir Effendi, mendorong agar tradisi pernikahan dengan orang yang masih sedarah, dihentikan sampai ke akarnya. Hal ini, berkaitan dengan risiko lahirnya anak stunting.

“Tapi mereka masih punya keturunan dan bisa jadi juga masih akan mewarisi tradisi negatif stunting dan menambah kemiskinan ekstrem,” kata Muhadjir dalam keterangannya, dikutip dari situs resmi Kemenko PMK, Rabu (6/4).

Dalam hal ini, Muhadjir menyinggung Kabupaten Ponorogo yang sempat menjadi wilayah dengan angka pernikahan sedarah cukup tinggi. Namun, Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, menyebutkan bahwa angka kasus ini telah menurun hingga 20%.

Menanggapi presentase kemajuan itu, Muhadjir meminta pemkab setempat dan seluruh Indonesia, agar bisa tegas dan selalu berupaya untuk menekan angka pernikahan sedarah hingga 0%.

“Banyak yang melahirkan difabel terutama stunting akibat perkawinan inses sedarah karena disini bertetangga saja kawinnya dan kebetulan pasangannya membawa gen yg tidak baik,” tegasnya.

Di samping permasalahan stunting yang disebabkan oleh pernikahan sedarah, Ponorogo juga memiliki masalah dengan angka kemiskinan ekstrem. Diketahui, saat ini angka kemiskinan ekstrem di kota Reog itu telah menurun sebanyak 3,74%.

Sementara itu, berdasarkan data dari Kemenko PMK, disebutkan bahwa dari total 995 ribu lebih penduduk Ponorogo, 90 ribu di antaranya merupakan warga miskin dan 86 lainnya miskin ekstrem.

“Miskin eksrem ini karena kondisi pendapatan warga yang sangat rendah dan tidak memiliki sumber penghasilan tetap, serta kondisi rumah yang belum layak huni. Apalagi jika di dalam satu keluarga ada yang lansia dan difabel,” ujar Muhadjir. (AKM/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *