Lensa Jogja

Sleman Diprediksi 2032 Alami Defisit Pangan, Bupati Himbau Stop Boros Pangan

Dalam menyambut hari pangan sedunia yang jatuh pada tanggal 16 belas Oktober, Pemerintah Kabupaten Sleman mengadakan seruan stop boros pangan, Jumat (10/8). Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo mengajak masyarakat untuk tidak boros pangan.

Mengingat konsumsi pangan di Indonesia sangatlah boros. Indonesia menempati posisi kedua setelah Arab Saudi dalam hal boros pangan. Jika cara mengkonsumsi makanan tetap seperti sekarang, artinya masih banyak yang sisa dan terbuang.

Kegiatan stop boros pangan dilakukan karena tingginya alih fungsi lahan, sementara pertumbuhan manusia setiap tahunnya terus bertambah. Oleh karenanya, Kabupaten Sleman pada tahun 2032 di prediksi akan mengalami eivisit beras.

Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo menyampaikan, pemenuhan pangan di Kabupaten Sleman menghadapi tantangan dengan tingginya alih fungsi lahan. Sehingga perlu dilakukan jalan keluar, yaitu dengan menekan kebutuhan pangan melalui pemborosan pangan.

Sementara itu, pelaksana tugas Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman, Suparmono menyampaikan, surplus produksi beras di Kabupaten Sleman terus menurun. Saat ini, produksi beras di Kabupaten Sleman surplus 70.000 ton. Sedangkan beberapa waktu lalu, surplus 100.000 ton.

Menurut data 5 tahun terakhir, sawah di Kabupaten Sleman turun sebanyak 0,08 persen. Namun luas pekarangan naik sebesar 0,12 persen . Oleh karenanya, demi mencegah defisit pangan, Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman mencanangkan gerakan stop boros pangan mulai dari piring kita.

Gerakan stop boros pangan mulai dari piring kita merupakan gerakan perubahan mindset masyarakat. Dimana masih banyak masyarakat yang menyianyiakan pangan, dikarenakan sangat mudah dalam mendapatkan pangan.

Namun jika melihat besarnya alih fungsi lahan dan pertubuhan masyarakat, maka defisit pangan dapat terjadi. Gerakan stop boros pangan ini adalah gerakan jangka panjang untuk menjaga ketahanan pangan di Kabupaten Sleman. Dalam menjaga ketahanan pangan, tidak hanya perlu dilakukan peningkatan produksi pangan saja, namun dari pihak konsumen juga dapat membantu dengan menahan agar tidak boros pangan. (UW/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *