Raup Omzet Puluhan Juta Rupiah Lewat Usaha Rumahan Tumpeng Jogja
Sebagai salah 1 sajian pelengkap momen perayaan, tumpeng merupakan simbol rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Melihat adanya kebutuhan dan permintaan tumpeng di tengah-tengah masyarakat hal ini dilirik menjadi peluang usaha. Salah satunya, Muhammad Mahdi Kamal, warga Kapanewon Ngaglik, Kabupaten Sleman, DIY, Kamis (16/09).
Awalnya Mahdi bersama kakaknya berjualan nasi kuning sebagai sarapan pagi. Warung nasi kuningnya ini telah berkembang hingga total memiliki 7 cabang.
Walaupun tak selalu habis, nasi kuning yang masih ada pun ia kreasikan ke dalam bentuk tumpeng untuk dijual kembali. Tak disangka, nasi tumpeng buatannya diterima oleh masyarakat. Sehingga terus mendapatkan pesanan nasi tumpeng hingga sekarang.
Kini usaha yang ia beri nama Tumpeng Jogja tersebut mampu menghasilkan omzet hingga Rp 30.000.000 tiap bulannya. Seperti usaha-usaha yang lainnya, usaha Tumpeng Jogja ini pun sempat mengalami masa jatuh bangun.
Pada awal pandemi Covid-19 mewabah, Mahdi terpaksa harus menutup 7 warung cabang nasi kuningnya. Hal ini diakibatkan oleh pemasukan yang berkurang drastic. Pesanan nasi tumpeng pun tidak ia terima mengingat adanya pembatasan kegiatan yang menimbulkan kerumunan.
Tak menyerah begitu saja dengan keadaan, Mahdi menyiasati hal tersebut dengan menawarkan produk nasi kuningnya ke perkantoran. Serta memanfaatkan sosial media untuk mempromosikan produknya secara lebih luas.
“Setidaknya membutuhkan waktu 3 jam untuk dapat menyelesaikan 1 pesanan tumpeng. Para pembeli pun dapat melakukan pemesanan 1 hari sebelum maupun di hari yang sama saat pengambilan. Tentu dengan konfirmasi terlebih dahulu.” Ujarnya.
Tumpeng Jogja dapat membuat pesanan tumpeng berbagai ukuran. Mulai dari ukuran kecil, medium, large, extra large, dan super. Dengan kisaran harga Rp 275.000 hingga Rp 825.000.
Diharapkan ke depannya, usaha rumahan milik keluarga ini dapat terus berkembang. Sehingga roda perekonomian dapat terus berputar di tengah pandemi Covid-19. (ALF/L44)
