Lensa JogjaLensa Terkini

Perlu Dilestarikan, Para Pakar Akui Sulitnya Mendigitalisasikan Aksara Daerah

Kondisi aksara daerah yang dimiliki oleh bangsa Indonesia makin hari makin memprihatinkan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya minat bangsa Indonesia terhadap aksara daerah dan kurangnya proses sosialisasi aksara-aksara daerah tersebut.

Salah satu cara dalam melestarikan aksara daerah adalah dengan melakukan digitalisasi pada aksara-aksara tadi. Hal tersebut diakui langsung oleh Menteri Komunikasi dan Informatika, Johny G Plate.

“Salah satu cara agar aksara lokal kita akan tetap bertahan di zaman digital dan arus globalisasi ini adalah dengan mendigitalisasikan aksara lokal yang kita miliki,” ujarnya.

Solusi yang disampaikan oleh Menkominfo,rupanya bukanlah hal yang mudah. Hal tersebut dibuktikan dengan fakta, bahwa saat ini Indonesia baru terdapat tiga aksara daerah yang telah mendapatkan SNI dan berhasil melakukan digitalisasi dengan mendaftarkan ke dalam Unicode (standart Teknis Simbol, Teks dan Sistem Tulisan di dunia). Tiga aksara tersebut yakni aksara Jawa, Sunda, dan Bali.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Sang Kulkarni, pakar aksara daerah asal India, yang telah berpengalaman melakukan digitalisasi pada aksara daerah yang dimiliki India.

“Proses digitalisasi aksara bukanlah hal mudah karena tiap-tiap aksara memiliki keunikannya sendiri dan tiap strukturnya bisa berubah-ubah pada tiap kata-katanya,” ujarnya pada kegiatan seminar internasional Reinventing Lost Heritages in Digital Society, pada Jum’at (20/5).

Selain itu, teknologi biner dan code yang dimiliki perangkat digital seperti Handphone dan komputer, belum mendukung aksara-aksara daerah dalam proses codingnya. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Muthu Nedumaran, pakar aksara daerah asal Malaysia.

“Karena biner dan coding belum merekam bentuk dari aksara daerah, kita perlu menyusun ulang proses binernya agar sesuai dengan bentuk aksara daerah kita,” jelasnya.

Selain Sarang Kulkarni dan Muthu Neduraman, kesulitan mendigitalisasi aksara daerah juga disampaikan beberapa pakar dari negara lain. Mereka berharap, ke depannya akan ada banyak teknologi yang dapat mempermudah proses digitalisasi aksara daerah, agar berbagai aksara daerah yang dimiliki tidak mudah ditelan zaman.

“Ke depannya semoga kita menemukan teknologi yang dapat membantu kita dalam proses perekaman dan pengkodean aksara daerah agar lebih mudah didigitalisasikan,” kata Saloni Singhai, salah satu pakar yang menjadi pemateri di kegiatan tersebut. (AB/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *