Perbaiki Sistem dan Prosedur, Uni Eropa Akan Dirikan Kantor Pusat Suaka
Parlemen Eropa dan Dewan Eropa hari Selasa (29/06) sepakat untuk membentuk Kantor Pusat Suaka Uni Eropa, yang akan meningkatkan dan menggantikan Kantor Dukungan Suaka EASO.
Badan baru ini dimaksudkan untuk membuat pemrosesan permohonan suaka ke Uni Eropa (UE) dengan 27 negara anggotanya menjadi lebih efisien. Uni Eropa juga akan meningkatkan jumlah staf urusan suaka dan pengungsi tersebut. Badan yang baru juga akan diberikan lebih banyak dana untuk menangani permohonan suaka dan pengungsi.
Badan tersebut nantinya akan didukung 500 tenaga ahli yang dapat dikirim ke negara-negara anggota yang sedang menghadapi gelombang besar kedatangan migran. Tenaga ahli ini juga mencakup tenaga penerjemah dan tenaga khusus sang menangani kasus-kasus tertentu.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen memuji kesepakatan yang dicapai.
“Ini akan membuat prosedur suaka di UE lebih cepat dan lebih seragam,” kata Ursula von der Leyen lewat Twitter.
Parlemen Eropa dan negara-negara anggota masih perlu secara formal menyetujui kesepakatan itu agar dapat diberlakukan.
Permohonan suaka catat rekor terendah di tengah pandemi
Keputusan untuk mendirikan badan baru untuk menangani migrasi dan permohonan suaka disepakati di tengah turunnya angka migrasi ke tingkat terendah sejak 2013.
Tahun 2020 tercatat hanya ada sekitar 485.000 permohonan suaka yang diajukan di 27 negara anggota Uni Eropa, ditambah Islandia, Liechtenstein, Norwegia dan Swiss, kata EASO dalam laporan tahunannya yang dirilis hari Selasa. Ini merupakan penurunan sekitar 32% dibandingkan dengan jumlah permohonan suaka pada 2019.
Penurunan jumlah permohonan suaka dipengaruhi oleh berbagai pembatasan mobilitas terkait pandemi virus corona di UE tahun lalu. Pada saat yang sama, EASO menyebutkan secara umum permintaan suaka di seluruh dunia masih tinggi.
“Secara global masih ada rekor jumlah orang yang membutuhkan perlindungan internasional, tetapi mereka tidak dapat mencapai Eropa,” kata kepala EASO Nina Gregori berkaitan dengan laporan tersebut.
Pencari suaka ke Eropa tempuh perjalanan berbahaya
Negara yang paling banyak menerima permohonan suaka adalah Jerman, Prancis, dan Spanyol. Jumlah permohonan suaka terbesar datang dari warga negara Suriah, Afghanistan, Venezuela, Kolombia, Irak, dan Pakistan.
Untuk mencapai Uni Eropa, para migran sering melakukan perjalanan melalui Turki dan negara-negara Balkan. Beberapa pencari suaka dari Afrika melakukan perjalanan penuh bahaya dengan mengarungi Laut Tengah menggunakan kapal bobrok atau perahu karet yang penuh sesak.
Pada puncak krisis penanganan pengungsi tahun 2015, Jerman telah menerima lebih dari satu juta pengungsi, terutama dari Suriah, Irak dan Afghanistan.
Sumber : DW