HeadlineLensa Terkini

Pengakuan Sopir Ambulans Brigadir J: Jenazah Tak Muat di Kantong

Ahmad Syahrul Ramadhan (20) memberikan kesaksiannya saat mengevakuasi jenazah Brigadir J pasca pembunuhan, dalam sidang dengan para terdakwa di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Senin (7/11).

Adapun sidang tersebut dihadiri oleh terdakwa Bharada E, Ricky Rizal, Kuat Ma’ruf dan beberapa saksi lainnya.

Dalam keterangannya, Syahrul menceritakan bahwa dirinya mendapat panggilan dari kantor tempatnya bekerja untuk menuju rumah Ferdy Sambo di Duren Tiga Jakarta Selatan. Saat itu, ia mengaku tak tahu menahu soal alamat tujuannya.

Setibanya di lokasi, area jasad Brigadir J disebut telah dikelilingi dengan garis polisi. Saat ditanya hakim, Syahrul mengaku bahwa dirinya melihat jasad Brigadir J berlumuran darah dengan masih mengenakan kaus dan masker berwarna hitam, serta dalam posisi terlentang.

“Saya terkejut di samping tangga ada jenazah,” kata Syahrul.

Sebelum mengevakuasi, Syahrul diminta untuk memastikan status kematian Brigadir J dengan mengecek nadi di leher dan lengan sebelah kiri.

Tak hanya itu, Syahrul pun mengaku melihat luka tembak yang ada di dada kiri Brigadir J. Namun, ia menyebut tak sempat melihat luka-luka lainnya, karena terbatas waktu.

“Ada luka tembak yang mulai, di dada, ada bolongannya,” lanjutnya.

Setelah memastikan Brigadir J benar-benar tak bernyawa, Syahrul pun langsung bermaksud mengambil kantong jenazah yang ada di mobil.

Di area jasad Brigadir J, kata Syahrul, juga sudah ada genangan darah. Sehingga saat diangkat untuk dimasukkan ke kantong jenazah, mengucur darah dari sana. Namun, Syahrul tak bisa memastikan, apakah darah tersebut keluar dari jasad Brigadir J atau dari genangan di lantai.

Lebih lanjut, Syahrul mengaku meminta bantuan kepada beberapa petugas yang ada di sana untuk mengangkat jasad Brigadir J.

Ia yang memegang jasad Brigadir J dari atas (kedua tangan Brigadir J), kemudian memasukkannya ke dalam kantong jenazah. Namun sayangnya, kantongnya bahkan tak muat untuk tubuh Brigadir J yang cukup besar.

“Karena kakinya terlalu panjang, Yang Mulia, ngga muat di kantong jenazah yang biasa saya (bawa), saya lipet kakinya sedikit, Yang Mulia. Saya lipet supaya bisa masuk,” katanya. (AKM/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *