Lensa Jogja

Para Seniman Jogja “M’bukak Dalan” Melalui QRIS

M’bukak Dalan yang telah ditayangkan secara langsung di ADiTV pada Rabu (8/9) merupakan salah satu program dari Dinas Kebudayaan Yogyakarta dengan mengusung tema Pemberdayaan Seniman dan Budaya Melalui QRIS.

Muhammad Nandin Mahfud selaku Event Organizer CV. Wahana Multikreasi, mengatakan acara ini akan menambah jumlah penerima QRIS atau bantuan dari Dinas Kebudayaan Yogyakarta di tengah pandemi seperti ini kepada para seniman.

Nandin memilih tema pemberdayaan seniman dan budaya melalui QRIS karena di Yogyakarta sendiri banyak sekali seniman dan budayawan yang sudah mengabdikan hidupnya bertahun-tahun di bidang seni. Sehingga, Yogyakarta dapat dikenal sebagai kota budaya. Dengan bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan ingin melindungi para seniman yang terkena dampak pandemi Covid-19. 

“Kami memilih seniman karena seniman menjadi salah satu pihak yang terdampak pandemi. Jadi, kami sepakat dengan hastag mereka layak dihargai”, ujar nya saat diwawancarai di ADiTV.

Dalam pemilihan “Mbukak Dalan” sebagai tema pun tersirat sebuah pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat.

“Mbukak dalan ini memiliki banyak arti seperti jalan mereka kembali berkarya dan jalan mereka kembali mencari rezeki. Sehingga harapannya dengan acara ini seniman di Yogyakarta dapat kembali berkarya” tambahnya.

Terdapat lakon atau pemeran cerita dalam sitkom Mbukak Dalan yang menambah keseruan dalam alur cerita. Lakon tersebut terdiri dari Bapak Susilo Nugroho sebagai Den Bagus Singarso yang legendaris, Pakde Marwoto, Mas Fiko, dan Mbak Yanti Lemu.

Kepala Dinas Kebudayaan Ibu Dian Lakshmani Pratiwi, S.S., M.A dan Perwakilan Bank Indonesia DIY juga turut hadir untuk melengkapi sitkom ini dengan memperkenalkan program QRIS yang dapat digunakan oleh masyarakat terkhusus seniman itu sendiri.

Sitkom ini bercerita tentang beberapa pelaku seni yang beralih profesi karena terkena dampak pandemi Covid-19. Seperti Mbak Yanti yang sebelumnya merupakan seorang pelaku seni  kemudian beralih profesi menjadi seorang penjual gudeg. Lalu, Pak Marwoto yang sebelumnya merupakan pelawak terkenal beralih profesi menjadi tukang parkir.

Nadin berpesan semoga dengan acara ini kita dapat membantu memberdayakan para seniman dan budayawan yang ada di Yogyakarta. Hal tersebut karena mereka sudah mengabdikan hidupnya untuk mengharumkan kota Yogyakarta.

“Harapan nya kepada publik untuk dapat membantu berdonasi apapun yang dapat meringankan beban mereka ditengah pandemi melalui teknologi QRIS tadi” Ujarnya.

(IM L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *