Lensa Jogja

Meriahkan HUT RI, Warga di Bantul Gelar Lomba Estafet Tepung

Mengolah tepung untuk bahan makanan mungkin hal biasa bagi kaum emak-emak. Namun, berbeda jika kaum hawa ini berlomba memindahkan tepung dengan cara estafet, yang ada justru badan belepotan.

Semacam pesta tepung, ibu-ibu di Dusun Bobok, Patalan, Jetis, Bantul, Yogyakarta, mengadakan lomba estafet tepung, sebagai bentuk kemeriahan dan sukacita menyambut hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-77, Minggu (7/8).

Tanpa alat bantu apapun, setiap tim yang terdiri dari empat orang dalam lomba ini, hanya menggunakan telapak tangan, untuk memindahkan tepung sembari duduk membelakangi pemain lainnya.

Keseruan pun terjadi, saat tepung yang hendak dipindahkan lewat atas kepala mereka, justru berceceran. Rambut, kerudung, baju, hingga celana pun, berubah putih dipenuhi tepung.

Jenis lomba ini terbilang sedikit rumit, namun cukup menghibur peserta dan penontonnya. Setiap tim harus saling mengadu kecepatan, ketepatan dan kekompakan, sehingga tak jarang peserta sering kali menyiram badannya sendiri dengan tepung.

Lomba per kelompok ini, juga mengharuskan para ibu mengoper tepung dari depan ke belakang, tanpa boleh menoleh. Setiap peserta yang paling belakang, akan mengumpulkan tepung dalam gelas, dan kelompok yang paling banyak mengumpulkan tepung akan jadi pemenang.

Kegiatan yang dipusatkan di lapangan voli itu berlansung  meriah, diikuti puluhan emak-emak dan pemuda karang taruna pedukuhan setempat. Lomba lainnya juga tak kalah seru, yakni memindahkan sarung secara estafet, melewati lima pemain yang tidak putus bergandengan tangan.

Ada juga lomba estafet air, peraturannya sama dengan estafet tepung. Hanya saja, cara memindahkan air dilakukan menggunakan gelas plastic. Sederhana namun dibutuhkan kecepatan dan ketepatan. Karena gelas yang digunakan dibuat berlubang bawahnya, sehingga peserta pun terpaksa harus sedikit berbasah-basahan.

Demikianlah sekilas kemeriahan warga Bantul, dalam menyemarakkan hari kemerdekaan RI. Selain  untuk menanamkan nilai kesatuan, juga untuk memupuk rasa kebersamaan dan gotong royong, bahu membahu berjuang dalam meraih kemenangan.

“Inginnya dari temen-temen pemuda itu, ingin menghidupkan kembali perjuangan dari pahlawan-pahlawan dahulu. Jadi kayak semangatnya itu naik lagi, gak cuma di pemudanya, tapi juga bapak-bapaknya,” kata Ulul Arkham, panitia lomba tepung. (JACK/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *