Mensos Marah Akan Ancam Pegawai Malas, Mutasi Ke Papua
Momentum Menteri Sosial Tri Rismaharini saat menyidak dan memarahi pegawai Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Wyata Guna, Bandung yang kedapatan tampak sedang bersantai saat bekerja, pada Selasa (13/7), menjadi boomerang bagi Risma sendiri.
Risma memarahi habis seluruh pegawai yang tak bekerja secara maksimal di dapur umum. Ia mengingatkan bahwa kondisi rakyat sedang sangat susah, sedangkan mereka tidak cekatan dalam bertugas. Namun kemudian, dalam kemarahannya Risma mengucapkan kalimat bernada rasis terhadap etnis suku Papua.
“Saya tidak mau lihat seperti ini lagi. Kalau seperti ini lagi, saya pindahkan semua ke Papua. Saya enggak bisa pecat orang kalau nggak ada salah, tapi saya bisa pindahkan ke Papua.” Tegasnya.
Pernyataan ini sontak memancing kemarahan masyarakat terutama warga Papua, yang merasa diperlakukan tidak adil. Warga Papua merasa bahwa Papua bukanlah tempat untuk pembuangan pegawai-pegawai malas. Tak hanya warga sipil Papua, tokoh-tokoh penting lain juga turut menyayangkan tindakan Risma.
“Jangan sampai kalimat ini terucap oleh elit-elit lainnya. Mengapa harus Papua dijadikan lokasi pemindahan para ASN yang berkinerja buruk? Letak geografis Papua mungkin memang jauh dari ibukota negara, tapi bukan berarti Papua jauh dari adab dan kecerdasan. Banyak mutiara lahir dari Papua untuk bangsa ini, mungkin ibu lupa.” Tulis Muhammad Rifai Darus, Wasekjend Partai Demokrat lewat akun twitternya.
Politisi Fadli Zon juga menyampaikan hal serupa. Ia menyayangkan tindakan rasis yang Mensos Risma ucapkan dalam kemarahannya, dan menyarankan agar Risma segera mencabut pernyataan sensitif tersebut. Komentar lain juga datang dari pengacara sekaligus pegiat HAM Veronica Koman, yang selama ini banyak membela kemerdekaan dan hak-hak warga Papua.
“Ga kaget. Bu Risma emang rasis sama Papua kok. 2 desember 2018: jajaran Bu Risma bersama Polri dan TNI mengeluarkan paksa seratus lebih mahasiswa Papua dari kota Surabaya sebagai syarat lepasnya 233 mahasiswa Papua yang ditangkap massal.” cuitnya di akun twitternya.
Komedian tunggal Abdur Arsyad yang selama ini menyuarakan Papua dalam komedinya juga turut memberikan komentar, “Iya ibu. Kami ini tempat buangan jadi. Dari jaman belanda juga memang sudah jadi tempat buangan. Ibu suka baca juga e. Mantab!” (AKM)