Lensa Jogja

Mengenal Batik Nitik Asli Bantul Bersertifikat Indikasi Geografis

Batik Nitik, salah satu kearifan lokal selain batik tulis khas Yogyakarta yang berasal dari Kalurahan Trimulyo, Bantul. Selain bahan serta alat yang digunakan hampir sama, namun Teknik yang digunakannya pun berbeda, Kamis (25/11).

Pola batik yang tersusun pada kain digoreskan menggunakan canting dengan cara dititik (nitik), bukan diseret. Sedangkan canting yang digunakan dibelah menjadi empat bagian pada ujungnya, sehingga cairan malam yang digoreskan akan membentuk motif yang unik pada kain.

Batik nitik sendiri menjadi satu-satunya motif batik tulis yang telah memiliki hak kekayaan intelektual (haki) sebagai indikasi geografis oleh Kemenkumham. Hal ini dikarenakan memiliki ciri khas yang berbeda dengan batik pada umumnya.

Baik kisah sejarahnya, teknik dan alat yang digunakan dengan indikasi geografis ini akan menjamin kualitas Batik Nitik Bantul sebagai produk yang asli DIY.

Meski terbilang unik, tak heran jika teknik yang dikembangkan pada masa pemerintahan Hamengkubuwono VII ini memiliki nilai tersendiri dikalangan pecinta batik. Baik nilai sejarahnya, maupun kecantikan motif batik yang dilahirkan.

Sedikitnya, ada lebih dari 70 motif yang berhasil dikembangkan dari teknik nitik ini. Eksistensi pelestarian batik nitik ini turut dipamerkan pada acara gebyar batik nitik yang digelar di Balai Desa Trimulyo, Jetis, Bantul.

Melalui event yang digelar selama tiga hari ini, diharapkan karya pengrajin Dusun Kembangsongo dapat dikenal lebih luas hingga ranah internasional.

Penetapan batik ini sebagai haki indikasi geografis wilayah DIY menjadi asa baru sekaligus sebagai simbol kick off pengembangan Batik Tulis Nitik. Reputasi suatu kawasan indikasi geografis akan ikut terangkat. Selain itu, juga dapat melestarikan keindahan alam yang akan berdampak pada pengembangan agrowisata.

(Tim Liputan/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *