Lensa Jogja

Mengenal Ajaran Fida’, Amalan Raja Mataram Islam

Mungkin tak banyak yang tahu mengenai ajaran Fida’, sebuah amalan yang sebetulnya telah ada sejak jaman Kasultanan Mataram. ajaran tersebut, kini mencoba dihadirkan kembali dalam sebuah buku berjudul ‘Kaifiyah Fida Sughra-Kubra’, yang isinya tentang tata cara menebus dosa besar dan kecil, berdasarkan referensi dalam alquran dan hadis, serta ulama yang mengajarkannya.

Muhammad Djawis Masruri Nawawi, selaku pengasuh Pondok Pesantren Amumarta, Jejeran, Pleret, Bantul, telah melaunching buku ‘Kaifiyah Fida Sughra-Kubra’ pada minggu (31/7), yang juga bertepatan dengan tahun baru Islam 1 Muharram 1444 Hijriyah.

Turut hadir dalam acara launching tersebut, yakni perwakilan Kasultanan Yogyakarta Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Hadisurya, Komunitas Warisan Budaya Mataram Islam, dan Perwakilan Dzuriyah Tuan Guru Syeikh Muhammad Arsyad Al Banjari.

Butuh waktu satu tahun, untuk proses menulis buku ini. Namun, proses pengumpulan data dan bahan membutuhkan waktu empat tahun. Buku ini, disajikan dalam bahasa Arab, Jawa dan Indonesia.

Diharapkan dengan diluncurkannya buku ini, dapat menjadi pedoman bagi yang ingin mengamalkannya.

“Saya ngga punya target, ya kita mencetak saja, kalo ada yang mau memanfaatkanya ya kita bantu saja, gitu saja. Tapi harapannya lebih banyak yang mengamalkannya,” kata Muhammad Djawis Masruri Nawawi.

Diketahui, amalan Fida’, merupakan ajaran yang pernah dipelajari Raja Kasultanan Mataram Sultan Agung Hanyokrokusumo, tahun 1593 hingga 1645, pada saat berguru kepada Kiai Ageng Jejer atau Imamul Mataramain, seorang guru sekaligus mertua Sultan Agung Anyakra Kusuma, yang bernama kecil Raden Mas Rangsang, cucu juru martani dzuriyah Sunan Ampel.

Sultan Agung bernama santri ‘Agung Hanyakra Kusuma, lahir di Kotagede dan dinobatkan sebagai sultan pada tahun 1613. Ia meninggal dunia pada tahun 1945 dan dimakamkan di imogiri. (JACK/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *