Lensa Manca

Menang Mosi Tidak Percaya, PM Inggris Amankan Kepemimpinan Selama Satu Tahun

Boris Johnson, Perdana Menteri Inggris, menang dari mosi tidak percaya yang diajukan pada Senin (6/6).

Melansir dari aljazeera, Selasa (7/6), Johnson berhasil memenangkan 211 dukungan dari legislator partai yang berkuasa, dengan 148 suara yang tidak mendukungnya.

Kemenangan yang didapatkan Johnson akan menjadi keberhasilan bagi dirinya, dan tidak akan ada tantangan kepemimpinan selama satu tahun.

Akan tetapi, pemberontakan oleh 148 dari 359 legislator Partai Konservatif akan memberikan pukulan serius terhadap otoritasnya.

Ia mengatakan bahwa kemenangannya yang meyakinkan dan menentukan ini, memungkinkan Inggris untuk terus maju.

“Saya pikir ini adalah hasil yang meyakinkan, hasil yang menentukan dan apa artinya sebagai pemerintah kita dapat bergerak dan fokus pada hal-hal yang menurut saya benar-benar penting bagi orang-orang,” katanya.

Graham Brady, Pejabat Partai, pada Senin mengatakan bahwa dirinya telah menerima surat yang menyerukan mosi tidak percaya pada Johnson.

Setidaknya ada 54 anggota parlemen Partai Konservatif, menyerukan pengajuan mosi tidak percaya, yang mana cukup untuk memicu tindakan di bawah aturan partai.

Dalam sistem pemungutan mosi tidak percaya, Johnson perlu memenangkan dukungan mayoritas sederhana dari 359 legislator Konservatif untuk tetap berkuasa.

Apabila gagal mengamankan suara mayoritas, partai tersebut terpaksa harus memilih pemimpin baru yang akan menjadi perdana menteri berikutnya.

Pengajuan mosi tidak percaya muncul setelah kepemimpinan Johnson berada di bawah pengawasan ketat, setelah adanya laporan dari penyelidik di akhir bulan lalu bahwa adanya pelanggaran di dalam kantor perdana menteri, yakni skandal yang dikenal sebagai “Partygate”.

Skandal tersebut merupakan penggambaran pesta berbahan bakar alkohol yang diadakan oleh anggota staf Downing Street pada 2020 dan 2021, ketika sedang digencarkannya pembatasan kunjungan di masa pandemi.

Setelahnya, Johnson berjuang berbulan-bulan untuk mempertahankan kekuasannya di kursi pemerintahan, yang mana kontroversi tersebut membuatnya menjadi perdana menteri Inggris pertama yang terbukti melanggar hukum.

Nicola Sturgeon, Menteri pertama pro-kemerdekaan Skotlandia, mengatakan bahwa hasil mosi tidak percaya terhadap Johnson merupakan yang terburuk dalam sejarah Tories.

Ia menambahkan dalam cuitannya, bahwa tantangan terbesar Inggris adalah memiliki perdana menteri yang lumpuh, serta menggarisbawahi bahwa hanya ada 2 dari 59 anggota parlemen Skotlandia yang percaya dengan Johnson.

(YC/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *