Lensa Manca

Lockdown Dilonggarkan, Tiongkok Diterjang Panic Buying

Minggu lalu, pemerintah Tiongkok melonggarkan kebijakan lockdown di negaranya. Hal tersebut membuat Tiongkok langsung dilanda panic buying. Masyarakat Tiongkok berbondong-bondong membeli ibuprofen, obat demam, dan alat tes Covid.

Selain itu, produk-produk kesehatan lainnya, seperti lemon dan persik kalengan serta air berelektrolit turut ludes dari pasaran.

Peristiwa ini dipicu oleh perubahan kebijakan lockdown yang diterapkan di Tiongkok. Pemerintah mulai mengizinkan masyarakatnya untuk melakukan isolasi mandiri dan pengetesan mandiri.

Meskipun panic buying adalah sebuah peristiwa biasa. Fenomena di Tiongkok ini menjadi unik karena terjadi setelah lockdown dilonggarkan.

Karena semakin parahnya panic buying, pemerintah Kota Guangzhou mengimbau warganya untuk tidak berbelanja secara berlebihan.

“Tidak perlu membeli barang-barang itu secara berlebihan,” tegas mereka dalam keterangannya.

Fenomena ini tentunya membuat toko-toko daring di Tiongkok kehabisan stok barang-barang mereka.

Dilaporkan bahwa produk-produk berkadar vitamin C tinggi laris dibeli oleh para penduduk Tiongkok. Dilansir dari China Daily, Kamis (15/10), barang-barang yang laris manis adalah produk yang kaya vitamin C dan sejumlah produk yang tahan lama.

“Di beberapa toko daring, permintaan persik kalengan meningkat drastis sampai-sampai stoknya habis,” tulis mereka.

Untuk menekan panic buying, para pakar kesehatan di Tiongkok telah mengimbau masyarakat untuk tidak mengonsumsi vitamin C secara berlebihan.

“Konsumsi persik yang berlebihan justru akan memperparah batuk yang dialami,” jelas mereka.

Badan Pengawas Makanan dan Minuman di Tiongkok pun telah mendesak perusahaan obat-obatan untuk menjaga kualitas obat-obat Covid. Mereka juga akan meningkatkan pengawasan terhadap produk-produk tersebut. (ANS/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *