Lebih Berbahaya, Indonesia Waspadai Ancaman Varian Delta AY.4.2
Varian AY.4.2 mendapatkan perhatian khusus dari Pemerintah Indonesia. Sebab, kenaikan jumlah kasus COVID-19 yang terjadi di Inggris dan negara-negara lainnya di Eropa disebabkan oleh varian baru tersebut.
Wiku Adisasmito, Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penangan COVID-19 mengatakan bahwa pemerintah tengah memonitir varian AY.4.2 yang merupakan bagian dari varian Delta. Pihaknya menambahkan, jenis varian AY tersebut cukup beragam mulai dari varian AY.1 hingga AY.2.8.
“Oleh karena itu, kita belum bisa mengetahui apakah berbagai jenis varian delta ini memiliki karakteristik khusus yang dapat memengaruhi laju penularan, keparahan gejala, maupun vaksinasi, karena studi terkait hal tersebut masih berlangsung,” ujar wiku dalam telekonferensi pers di Jakarta, disiarkan dari kanal Youtube Sekretariat Presiden pada Kamis (28/10).
Pemerintah akan tetap memaksimalkan pelaksanaan strategi penanggulangan pandemi COVID-19 untuk mencegah masuknya setiap varian atau mutasi baru ke Indonesia.
Adapun strategi tersebut ialah pemberlakuan karantina bagi pelaku perjalanan selama lima hari, peningkatan upaya 3T (testing, tracing, treatment), penegakkan protokol kesehatan, dan memperluas cakupan vaksinasi COVID-19, khususnya bagi kalangan lansia.
Varian baru ini juga mendapatkan perhatian dari Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan RI. Ia mengungkapkan bahwa varian AY.4.2 berpotensi untuk menyebabkan jumlah kenaikan kasus baru di tanah air.
“Varian ini merupakan turunan dari varian Delta yang lumayan meningkatkan kasus konfirmasi yang ada di Inggris, cukup lama sejak Juli-Oktober tahun ini dan masih terus meningkat. Kemudian yang kedua, kita melihat bahwa beberapa negara di Eropa memang kasusnya meningkat terus,” ujar Budi.
Namun, hingga saat ini varian tersebut belum ditemukan keberadaannya di wilayah Indonesia. (DY/L44)