Lansia Uri-Uri Kesenian Gamelan Agar Tak Hilang Ditelan Jaman

Usia lanjut bukan menjadi penghalang bagi siapapun untuk melestarikan kebudayaan. Salah satunya Suratmadi, bersama belasan warga lanjut usia lainnya rutin latihan seni karawitan, Jumat (22/10).

Setelah sempat vakum sementara akibat pembatasan kegiatan masyarakat yang menimbulkan kerumunan di tengah pandemi Covid-19, kini mereka melaukan kembali kegiatan yang sempat terhenti itu.

Suratmadi, warga Kelurahan Prawirodirjan, memaknai menabuh gamelan tak sekedar ikut serta melestarikan eksistensinya saja, melainkan ada kesenangan dan kepuasan tersendiri saat memainkannya bersama dengan lansia yang lain.

“Karena gamelan perasaan menjadi tenang. Rasa susah itu hilang. Adanya cuma senang, apalagi kalau sudah kebeneran, luar biasa,” ujarnya.

Mengikuti perkembangan seni karawitan dari generasi ke generasi, Suratmadi mengaku kelestarian seni karawitan tak seperti pada saat ia muda dulu. Saat ini tak semua desa memiliki peralatan gamelan, sehingga latihan seni karawitan pun sulit ditemukan. Terlebih, generasi muda saat ini lambat laun mulai meninggalkan kesenian musik khas jawa ini. 

“Generasi muda itu sekarang dianjurkan supaya mempelajari gamelan atau kesenian jawa. Tapi, kebanyakan tidak ada yang mau. Sekarang cari itu susah, di kampung-kampung itu tidak ada. Di situ ada gamelan komplit, tapi tidak ada yang main. Tidak ada yang nabuh di kampung itu sayang sekali,” tambahnya.

Para warga lanjut usia di Kelurahan Prawirodirjan ini biasa melakukan latihan karawitan di Pendopo Dalem Yudonegaran. Tentunya dengan menerapkan protokol Kesehatan, seperti mengenakan masker dan menjaga jarak. Mengingat masih merebaknya pandemi Covid-19 di Kota Yogyakarta.

Diharapkan, kesenian karawitan dapat terus eksis. Terutama oleh generasi muda, agar kesenian musik khas jawa ini tidak hilang di tengah jaman modernisasi seperti saat ini. (AA/L44)