Headline

Laju Inflasi Meningkat, Kemenkeu Jaga Daya Beli Masyarakat

Laju inflasi Mei 2022 meningkat, dan mencapai 3,55% (year on year/yoy). Inflasi ini merupakan yang tertinggi sejak Desember 2017, dipengaruhi oleh tekanan harga komoditas global dan dampak dari kenaikan permintaan Lebaran.

Dikutip dari kemenkeu.go.id, pada Sabtu (4/6), Perkembangan inflasi inti, didorong oleh daya beli masyarakat yang semakin pulih, di tengah dampak dari kenaikan harga komoditas global. Inflasi Inti, pada Mei 2022 turun tipis sebesar 2,58% (yoy).

Pemerintah menyebut, terdapat peningkatan inflasi pada komoditas jasa, seperti rekreasi dan jasa restoran. Di samping itu, komoditas inti pangan juga mengalami kenaikan, seperti ikan segar dan roti manis.

Di sisi lain, terdapat perlambatan inflasi sandang dan perawatan pribadi, seiring normalisasi permintaan setelah Lebaran.

Inflasi harga pangan bergejolak (volatile food), kembali meningkat mencapai 6,05% (yoy). Beberapa komoditas yang meningkat, antara lain telur, dan daging ayam ras yang naik, karena adanya peningkatan harga pakan, serta bawang merah, akibat minimnya pasokan dari sentra produksi.

Sementara itu, inflasi harga yang diatur pemerintah (administered price), pada bulan Mei 2022, bergerak stabil di angka 4,83% (yoy).

Inflasi tertinggi, disumbang oleh tarif angkutan udara, yang disebabkan oleh momentum arus balik lebaran, dan hari libur.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2022 mencapai 5,01 persen (year-on-year/yoy), bergerak tipis dari posisi kuartal IV/2021 yang tumbuh 5,02 persen (yoy).

Untuk menjaga proses pemulihan ekonomi dan daya beli masyarakat, terutama pada akses terhadap kebutuhan pangan dan energi, Pemerintah RI telah menyetujui tambahan alokasi subsidi dan kompensasi dalam APBN 2022.

Hal tersebut, menunjukkan peran APBN sebagai solusi utama, untuk meminimalisasi dampak kenaikan harga komoditas energi dan pangan global.

Sementara itu, dikutip dari keterangan resminya, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, berharap dengan adanya tambahan alokasi yang telah disetujui, nantinya akan menjaga kestabilan harga barang terhadap masyarakat, untuk menjaga stabilitas daya beli masyarakat.

“Dengan tambahan alokasi tersebut, ditambah berbagai kebijakan stabilisasi harga lainnya, tingkat inflasi domestik diharapkan terus terjaga sehingga mampu menjaga daya beli masyarakat,” ujar Febrio.

Febrio menilai, hal ini sangat penting untuk memastikan tren pemulihan ekonomi Indonesia, yang masih berada dalam tahap awal, dan terus berlanjut.

Kabar baiknya, meski pertumbuhan ekonomi turun, sejauh ini pemerintah masih bisa mengendalikan perekonomian lewat lapangan pekerjaan, yakni menurunnya tingkat pengangguran terbuka, dari 6,22% pada Februari 2021, menjadi 5,83 persen pada Februari 2022. (LH/L44).

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *