Headline

KontraS Catat 677 Kekerasan Dilakukan Oleh Polisi Dalam Setahun

Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) kembali merilis laporan tahunannya, terkait kinerja institusi Polri, dengan tajuk ‘Persisi: Perbaikan Palsu Institusi Polisi’, pada Kamis 30 Juni 2022 lalu, guna memperingati Hari Bhayangkara ke-76.

Koordinator KontraS, Fatia Maulidiyanti, menyoroti kinerja Polri khususnya dalam bidang Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia, yang sampai saat ini, dinilai masih belum maksimal.

Ketidakmaksimalan Polri dalam mengayomi masyarakat, dianggap jauh dari semboyan Polri, yakni  Presisi (Prediktif, Responsibilitas, Transparansi Berkeadilan).

“Sayangnya masih menjadi jargon yang sloganistik tanpa diikuti perbaikan riil di lapangan. Kepolisian nampak belum serius menghilangkan potret buram dan kultur buruk yang menyasar pada tatanan struktural kepolisian,” kata Fatia, dikutip dari situs resmi KontraS, Sabtu (2/7).

KontraS menjelaskan, bahwa selama ini Polri hanya tampak sibuk memoles citra mereka di masyarakat, daripada memperbaiki kinerja yang jelas-jelas belum maksimal.

Dalam catatan KontraS per Juli 2021 – Juni 2022, telah ada sebanyak 677 kekerasan yang dilakukan oleh kepolisian. Kekerasan tersebut di antaranya 982 orang luka-luka, 59 orang tewas dan 1240 orang telah ditangkap.

“Pelanggaran didominasi oleh penggunaan senjata api sebanyak 456 kasus,” lanjutnya.

Tak hanya itu, sejauh ini Polri juga dinilai lamban melayani aduan masyarakat, dan baru bergerak apabila suatu kasus telah melambung ke sosial media. Hal itu, tampak pada viralnya tagar #PercumaLaporPolisi, #1Day1Oknum, dan #ViralForJustice.

Lebih lanjut, institusi di bawah kepemimpinan Listyo Sigit Prabowo itu, juga dinilai tak serius menjatuhkan sanksi pada pelaku pidana. Seringkali, diketahui, polisi menyelesaikan kasus dengan mekanisme internal, yang berpotensi tak memenjarakan pelaku.

“Rentetan permasalahan tersebut sudah cukup memberi desakan agar Korps Bhayangkara dapat melakukan evaluasi secara serius dan mendalam. Perbaikan harus ditujukan pada kinerja, bukan hanya citra,” tambahnya. (AKM/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *