Headline

Kemenperin Ungkap Kontribusi Industri Makanan dan Minuman Tembus 37,77%

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan bahwa industri makanan dan minuman (mamin) menjadi salah satu sektor penting, yang menunjang kinerja industri pengolahan nonmigas.

Hal itu, tampak dalam laporan pada triwulan I tahun 2022, yang menyebut jika industri mamin telah menyumbang lebih dari sepertiga atau sebesar 37,77% dari PDB industri pengolahan nonmigas.

Dikutip dari keterangan resminya, Kamis (7/7), Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika, mengatakan, bahwa peran industri makanan dan minuman akan memberikan dampak yang baik untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia, terkhusus pada sektor pengolahan non migas maupun PDB nasional.

“Peran dari sektor industri makanan dan minuman ini, akan memberikan dampak signifikan terhadap industri pengolahan non migas maupun PDB nasional,” kata Putu.

Putu mengemukakan, industri mamin tumbuh sebesar 3,75% pada triwulan I-2022, atau lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan I-2021 yang mencapai 2,45%.

Ditinjau dari sisi perdagangan internasional, ekspor produk mamin sampai triwulan I-2022, menembus USD10,92 miliar (termasuk minyak kelapa sawit), dan mengalami neraca perdagangan yang positif, bila dibandingkan dengan impor produk mamin pada periode yang sama, sebesar USD3,92 miliar.

“Dari sisi investasi, sampai dengan triwulan I tahun 2022, realisasi investasi untuk sektor industri makanan dan minuman, mencapai Rp19,17 triliun. Terdiri dari PMDN sebesar Rp9,34 triliun dan USD684,98 juta untuk PMA,” sebut Putu.

Selain itu, sebagai upaya menekan dampak pandemi Covid-19. Pemerintah telah meluncurkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), yang bertujuan untuk melindungi, mempertahankan, dan meningkatkan kemampuan ekonomi para pelaku usaha, dalam menjalankan usahanya selama pandemi Covid-19.

Putu menyebut, beberapa kebijakan PEN yang telah dikeluarkan oleh pemerintah, antara lain pemberian Bea Masuk Ditanggung Pemerintah, untuk beberapa komoditas bahan baku industri makanan dan minuman pada tahun 2021. Tujuannya, untuk mendorong peningkatan utilitas dan daya saing industri terutama pada masa pandemi Covid-19.

“Di awal tahun ini, pemerintah juga telah memberlakukan kebijakan satu harga untuk minyak goreng sawit, yang kemudian di dukung kebijakan distribusi minyak goreng curah bersubsidi oleh BPDKS yang berhasil mendorong percepatan distribusi untuk mengurangi kelangkaan minyak goreng curah,” tambah Putu.

Lebih lanjut, saat ini kebijakan minyak goreng curah untuk rakyat, juga dikembangkan oleh pemerintah yang merupakan tindak lanjut daripada keberpihakan minyak goreng curah bersubsidi. Perusahaan-perusahaan yang telah berpartisipasi dalam program tersebut, dapat melakukan konversi untuk perizinan ekspor pada program minyak goreng curah rakyat.

“Kami memberikan apresiasi kepada pelaku usaha, yang sudah berpartisipasi dan mendukung semua kebijakan distribusi minyak goreng hingga saat ini. Kami juga berharap, dengan program ini dapat meningkatkan kemampuan masyarakat serta usaha kecil dan mikro, yang akan berdampak pada pergerakan ekonomi secara nasional,” tutur Putu.

Putu menambahkan, pemerintah berupaya meredam tingginya tekanan inflasi global, terutama yang disebabkan oleh produk-produk mamin. Kemenperin pun terus berfokus menjalankan program pengoptimalan, penggunaan produk dalam negeri dan substitusi impor, termasuk pada sektor pangan.

“Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang potensial untuk pengembangan pangan, seperti sagu, singkong, dan ketela pohon. Ini yang perlu terus dioptimalkan oleh sektor industri untuk mensubstitusi produk impor,” ungkapnya.

Kemudian, Kemenperin juga terus aktif memfasilitasi promosi produk industri mamin, melalui ajang pameran di dalam maupun luar negeri. Salah satunya adalah yang digelar di Plaza Pameran Industri dengan diikuti sekitar 60 perusahaan industri mamin.

“Penyelenggaraan pameran ini diharapkan menjadi wahana pendorong bagi para pengusaha di bidang industri makanan dan minuman untuk memperkenalkan produk, kualitas dan citra merek serta memperoleh berbagai masukan atau keinginan dari pelanggannya,” pungkas Putu. (LH/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *