HeadlineLensa Terkini

Kemenperin Kembangkan Teknologi Pemanfaatan Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit

Kementerian Perindustrian (Kemenperin), terus berupaya mendorong pemanfaatan inovasi teknologi, untuk meningkatkan daya saing industri nasional.

Salah satu upaya untuk mendorong inovasi teknologi tersebut, adalah dengan mengembangkan mesin, untuk pemanfaatan limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS), yang digunakan sebagai bahan baku alternatif industri kertas.

Langkah strategis tersebut, diharapkan dapat mengatasi permasalahan bahan baku kertas daur ulang yang masih impor.

Melansir dari kemenperin.go.id, pada Jumat (15/7), Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Doddy Rahadi, mengatakan industri pulp dan kertas memiliki surplus neraca perdagangan.

Namun, Doddy menyebut bahwa masih ada bahan baku yang berasal dari impor. Sementara di sisi lain pun, Indonesia memiliki sumber serat yang sangat melimpah, yaitu TKKS yang pada tahun 2022 diproyeksikan jumlahnya mencapai 51 juta ton.

“Karena itu, kami melakukan inovasi teknologi untuk memanfaatkan TKKS sebagai bahan baku produk pulp dan kertas,” kata Doddy.

Doddy menuturkan, Kemenperin menyosialisasikan inovasi teknologi, yang dikembangkan oleh Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Selulosa (BBSPJI Selulosa) Kemenperin, kepada perusahaan industri kertas.

“Kami berharap teknologi pengolahan TKKS sebagai bahan baku produk pulp dan kertas dapat diterapkan di industri untuk menunjang pemanfaatan limbah TKKS yang melimpah,” tutur Doddy.

Doddy menjelaskan, BBSPJI Selulosa telah memanfaatkan TKKS menjadi pulp mekanis, dengan keunggulan biaya produksi yang lebih rendah, serta dapat mengurangi dampak terhadap lingkungan dengan penggunaan bahan kimia yang minimum.

Dengan teknologi ini, rendemen pulp yang dihasilkan sekitar 70%, lebih tinggi dibandingkan rendemen pulp kimia. Karakteristik pulp mekanis TKKS ini, juga memenuhi persyaratan sebagai bahan baku pembuatan kertas kemas.

Diharapkan, penggunaan bahan baku TKKS mampu mengurangi impor bahan baku kertas daur ulang.

Sementara itu, Kepala BBSPJI Selulosa, Sri Bimo Pratomo, menambahkan bahwa instansi yang dipimpinnya telah memiliki pengalaman dalam penggunaan TKKS, sebagai bahan baku pulp dan kertas. Beberapa di antaranya, telah melakukan kerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) serta Konsorsium PIC Co.,Ltd – TAIZEN Co.,Ltd.

Selain itu, pada tahun 2018-2022, BBSPJI Selulosa juga telah menghasilkan pulp mekanis dari TKKS menggunakan Teknologi E. Gimmick.

Secara teknis, pemanfaatan limbah tandan kosong kelapa sawit untuk bahan baku alternatif industri kertas, terdiri dari mesin crusher untuk perlakuan awal bahan baku TKKS sebelum dibuat pulp.

Kemudian, mesin masher digunakan untuk menggiling TKKS dan membersihkan TKKS dari lumpur dan pengotor. Terakhir, menggunakan mesin gimmick untuk pembuatan pulp mekanis, melalui mekanisme kneading, untuk menghasilkan panas dari pergerakan mekanis dan gesekan antar serat TKKS dalam mesin.

“Dari sisi teknoekonomi, tandan kosong sawit yang telah diolah menjadi pulp mekanis, melalui teknologi kneading, dapat meningkatkan nilai tambah dari tandan kosong sawit menjadi pulp dengan perkiraan harga jual sekitar USD250/ton. Nilai jual pulp tersebut, akan mencapai payback period sekitar 8,2 tahun dengan kapasitas 50 Ton pulp kering/hari. Waktu payback period tersebut, akan lebih singkat bila tandan kosong sawit tidak dikenai biaya karena dianggap sebagai limbah,” pungkas Bimo. (LH/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *