HeadlineLensa Terkini

Kata Ketua Satgas IDI Soal Efektifitas Ganja untuk Medis

Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban, ikut mengomentari soal ramainya isu ganja medis dibahas di ruang publik. Bahkan, tuntutan pelegalan narkotika itu kini sudah sampai ke meja DPR dan MUI.

Zubairi menjelaskan, bahwa ganja memang sudah legal di sejumlah negara. Kendati demikian, hingga saat ini belum ada yang memastikan bahwa ganja sepenuhnya aman dikonsumsi, baik untuk medis maupun nonmedis, meski sudah banyak penelitian yang membahas soal ini.

“Penggunaan ganja untuk medis sejauh apa? Banyak sekali studi tentang ganja. Beberapa bisa menjadi obat, namun masih banyak juga yang belum diketahui tentang tanaman ini dan bagaimana ia berinteraksi dengan obat lain serta tubuh manusia,” kata Zubairi dalam utas di akun Twitter pribadinya, dikutip pada Kamis (30/6).

Ia juga menyebutkan, bahwa Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat, melegalkan satu obat ganja nabati yakni Epidiolex yang mengandung Cannabidiol (CBD) murni, dan diperuntukkan guna mengobati ganja dan kelainan genetik langka.

Selain CBD, ada pula Tetrahydrocannabinol (THC) yang juga mengandung ganja, yang digunakan untuk mengobati mual pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi dan meningkatkan nafsu makan pasein HIV/AIDS.

Namun, meski demikian, ganja bukan satu-satunya obat terbaik dalam menangani sebuah penyakit, bahkan epilepsi dan kanker sekalipun. Ganja hanya bisa dikonsumsi dengan pengawasan ketat dan resep yang tepat oleh dokter.

Berkaitan dengan Cerebral Palsy (CP) yang menjadi hulu permasalahan ini, Zubairi menyarankan agar lebih baik menggunakan obat lain, jika ada, daripada ganja yang belum bisa dibuktikan keamanannya.

“Cerebral palsy dengan ganja medis? Studi penggunaan THC dan CBD pada cerebral palsy memang ada. Namun tingkat manfaatnya masih rendah. Sebab itu, saya usulkan, ada bahasan khusus untuk menolong buah hati dari Ibu Santi Warastuti oleh para ahli terkait,” lanjutnya.

Pemerintah dan stakeholder lain yang akan membahas soal ini, lanjutnya, diharapkan mempertimbangkan dengan cermat dan tepat, baik dari segi medis maupun sosial nantinya. (AKM/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *