HeadlineLensa Terkini

Jokowi Tanyakan Kesediaan Obat ke Menkes, Pandu Riono: Kalau Ada Apotek Bisa Bermasalah

Presiden Joko Widodo meninjau langsung ketersediaan obat-obatan yang ada di salah satu apotek di Bogor, pada Jumat (23/4). Pada blusukan tersebut, Jokowi menanyakan kesediaan beberapa obat yang disinyalir sebaga obat terapi Covid-19. Namun beberapa obat yang disebutkan ternyata sedang kosong selama kurang lebih satu minggu.

Presiden Joko Widodo saat itu langsung menghubungi Menteri Kesehetan Budi Gunadi Sadikin untuk menanyakan ihwal ketidaksediaan obat-obat tersebut.

“Saya cari obat antivirus Oseltamivir gak ada, Favipiravir juga nggak ada, kosong. Antibiotik Acetromicin juga nggak ada. Stok enggak ada sudah seminggu lebih.” Kata Jokowi kepada Menkes melalui sambungan telepon.

Menjawab pertanyaan Presiden Jokowi, Menkes menjelaskan bahwa ketersediaan obat –obat tersebut hanya ada di beberapa apotek yakni Kimia Farma, Century, Guardian, dan K24.

Kegiatan blusukan Jokowi ke apotek dan kemudian menanyakan ke Menteri Kesehatan tersebut mendapat komentar dari Epidemiolog UI Pandu Riono. Melalui tweetnya ia menjelaskan bahwa kalaupun apotek tersedia obat-obat tersebut, mereka tetap tidak akan menjawab jujur, sebab obat-obat tersebut tergolong obat keras dan apotek terkait bisa bermasalah.

“Kalau obat-obatan yang dicari pak @jokowi ada, apoteknya bisa ditutup karena berikan obat keras tanpa resep dokter.” Cuitnya Sabtu (24/7)

“Kalau saya yang jadi menkes, akan merespom: ‘Pak Presiden @jokowi semua yang ditanya itu obat keras, petugas apotek tidak berani bilang ada. Nanti apotek bisa bermasalah. Profesi dokter sudah tidak menganjurkan pakai Oseltamivir untuk terapi covid-19.” Sambungnya.

Pandu Riono juga meminta kepada Menteri Kesehatan untuk meninjau ulang paket obat yang akan didistribusikan kepada masyarakat, dan OTG yang bergejala ringan tak membutuhkan obat.

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *