Lensa Kuliner

Jadah Tempe, Makanan Kesukaan Sultan Hamengkubuwana IX

Jadah tempe merupakan salah satu makanan khas Yogyakarta, yang dapat dengan mudah ditemukan di kawasan Kaliurang, Kabupaten Sleman. Kuliner ini memiliki sejarah yang unik dan termasuk salah satu makanan kesukaan Sultan Hamengkubuwana IX.

Keunikan jadah tempe justru terletak pada tekstur dan rasanya yang bertolak belakang. Jadah yang lembut dan gurih berbanding terbalik dengan tempe bacem yang memiliki tekstur kasar dan mengandung rasa manis khas Yogyakarta.

Rasa manis dalam tempe bacem berasal dari gula merah atau gula Jawa. Selain gula Jawa, bumbu yang digunakan adalah ketumbar. Rasa manis dari bacem sangat enak dan cocok di lidah orang Yogyakarta. Selain itu, teknik bacem juga membuat makanan lebih awet secara alami.

Sedangkan, jadah sendiri dibuat dari beras ketan yang dimasak hingga sedikit gurih. Jadah atau ketan kerap disajikan dalam acara-acara tradisional Jawa, seperti pernikahan. Hal ini ada filosofinya, bahwa jadah yang lengket menjadi harapan bagi kedua mempelai, kerabat, dan masyarakat agar selalu rukun dan sulit dipisahkan.

Salah satu produk jadah tempe yang paling legendaris dan terkenal di Kaliurang adalah Jadah Tempe Mbah Carik. Suatu hari pada tahun 1965, Sultan Hamengkubuwana IX berkunjung ke Kaliurang dan mampir di warung milik Sastrodinomo.

Rasa jadah tempe bikinan Mbah Sastro memang lain daripada yang lain, meskipun saat itu sudah banyak orang yang berjualan kuliner serupa. Untuk membedakannya dengan jadah tempe yang lain, atas saran istri Sultan HB IX, yakni Kanjeng Ratu Ayu Hastungkara, warung tersebut diberi nama Jadah Tempe Mbah Carik.

Sultan HB IX memang sangat menyukai jadah tempe buatan Mbah Carik. Bahkan, tak jarang sang raja mengutus pegawai keraton ke Kaliurang untuk membeli Jadah Tempe Mbah Carik. (YM/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *