Lensa Jogja

Inspiratif, Korban PHK Di Sleman Rintis Usaha Jamu Tradisional

Pandemi Covid-19 memaksa banyak perusahaan untuk mengurangi jumlah karyawan. Akibatnya, banyak masyarakat yang menjadi korban pemutusan hubungan kerja atau PHK.

Tak ingin berpangku tangan menyerah dengan keadaan menjadi korban PHK, ibu-ibu di Padukuhan Karangmojo, Purwomartani, Kalasan, Sleman banting setir menjadi pedagang jamu tradisional.

Meski kehilangan pekerjaan di masa pandemi Covid-19 tak menyurutkan semangat mereka untuk kembali bangkit. Demi bertahan hidup di tengah Pandemi Covid-19 ibu-ibu ini bangkit dengan merintis usaha jamu tradisional yang turut menggandeng PKK setempat.

Mulai dirintis pada tahun 2020 lalu, tepat ketika Pandemi Covid-19 menyerang Indonesia. Ide merintis usaha jamu tradisional ini berawal dari banyaknya tanaman obat keluarga yang sangat bermanfaat bagi kesehatan.

Awalnya Amilatul Fadilah, koordinator ibu korban PHK tersebut menyelenggarakan lomba tanaman obat keluarga yang diikuti oleh seluruh RT di Padukuhan Karangmojo. Ia bersama dengan ibu-ibu berinisiatif untuk mencoba mengolah tanaman tersebut menjadi jamu tradisional.

Jamu tradisional merupakan salah satu minuman yang dibutuhkan masyarakat utamanya di masa Pandemi Covid-19 seperti saat ini. Sebab, jamu tradisional dipercaya dapat membantu meningkatkan imunitas tubuh.

Jamu tradisional buatan ibu-ibu Padukuhan Karangmojo ini banyak diminati warga sekitar. Totok Hedi Santosa, salah satunya. Totok bercerita, jamu buatan ibu-ibu ini mempunyai cita rasa segar dan berkhasiat bagi kesehatan tubuh.

Dalam satu hari ibu-ibu Padukuhan Karangmojo dapat memproduksi lebih dari 200 botol yang dipasarkan di wilayah Yogyakarta.

Amilatul Fadilah berharap ke depannya jamu tradisional produksi mereka dapat dipasarkan keluar daerah agar dapat dinikmati masyarakat secara luas. (UW L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *