Lensa Jogja

Harga Kedelai Naik, Omset Pedagang di Kulonprogo Menurun

Kenaikan harga kedelai yang terjadi sejak sepekan terakhir, berimbas pada penjualan tahu dan tempe di pasar Bendungan, Wates, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta. Adanya kenaikan harga tersebut, membuat aktivitas jual beli di lapak dagangan mereka jauh menurun, dibandingkan hari biasanya.

Sejak harga kedelai naik, tempe dan tahu yang dijual pedagang kini ukurannya jauh mengecil. Produsen tahu dan tempe ini akhirnya terpaksa menyesuaikan ukuran untuk menekan biaya produksi.

Akibat dari kondisi tersebut, penjualan tahu dan tempe para pedagang pun menurun drastis hingga 25%. Tahu yang biasanya dijual 1.000 rupiah untuk 5 buah, kini dikurangi menjadi 4 buah.

“Diperkecil, ini ukurannya kecil kecil sekarang. Pembelinya ya sudo (berkurang). Biasanya bisa jual 170 sekarang cuma 120 batang tempe,” ungkap Sutiyem, salah satu pedagang di pasar Bendungan.

Tak hanya pedagang, akibat kenaikan harga inipun berimbas bagi pedagang sayur. Warung makan dan angkringan pun mengalami penurunan pembeli, pelanggan mereka pun kini mengurangi jumlah pembelian karena harga tempe dan tahu yang cukup mahal.

“Perubahan harga ga, cuma isinya dikurangin om. Dijualnya 2 ribu biasanya isi 8 jadi isi 7, dikurangi,” kata Menuk, salah satu pedagang keliling.

Harga kedelai di Kabupaten Kulonprogo sendiri berkisar antara 11-12 ribu rupiah perkilogram. Pedagang berharap, pemerintah dapat mengendalikan gejolak harga kedelai ini, agar para pedagang dapat berjualan normal terlebih di masa pandemi yang membuat aktivitas jual beli di pasar terus-terusan sepi. (SA/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *