Lensa Jogja

Harga Cabai di Bantul Anjlok, PPKM Darurat Disinyalir Menjadi Pemicu

Memasuki masa panen harga cabai di tingkat petani anjlok, menurunnya pesanan cabai ke sejumlah distributor selama PPKM darurat ditenggarai jadi penyebab merosotnya harga komoditi bercitarasa pedas ini.

Harga cabai merah dan imperial turun dari 10 ribu rupiah menjadi 2.500 rupiah per kilogram di tingkat petani, begitu pula harga cabai rawit merah juga turun dari 18 ribu rupiah menjadi 5 ribu rupiah per kilogram, akibatnya petani merugi hingga ratusan juta rupiah.

Seperti yang dialami oleh Dwi Nuasih petani di desa Tirtohargo, Kretek, Bantul. Sejatinya dimasa panen kali ini dirinya mampu memanen rata-rata satu setengah kwintal dalam sekali petik.

Namun akibat anjloknya harga, Dwi dan petani lainnya justru memilih tidak memanen tanaman cabainya hingga mengering di sawah, bahkan lahan seluas hampir setengah hektar ini tak lagi ia airi sejak 10 hari lalu, pasalnya biaya yang harus dikeluarkan untuk membayar buruh petik tak sebanding dengan nilai jual cabai di pasaran.

Berbeda dengan Akad Sukindarto, petani cabai asal Srigrading, Sanden, Bantul ini. Meski merugi dirinya tetap memanen tanaman cabainya secara mandiri meski dengan hasil yang tidak menguntungkan, hal ini ia lakukan guna meminimalisir kerugian akibat anjloknya harga cabai di pasaran.

Pertanian merupakan salah satu sektor yang turut terjungkal usai kebijakan penutupan yang digulirkan pemerintah, meskipun sektor ini sebagai motor penggerak ekonomi berbasis masyarakat.

Saat ini para petani memilih menunggu hingga penghujan tiba dan mengganti tanaman cabai dengan komoditi lainnya, seperti kacang panjang maupun bawang merah. Petani ujung selatan Kabupaten Bantul ini berharap pemerintah daerah segera turun tangan membantu meringankan beban petani. (JKP/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *