Gelar Panggung Rakyat, Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Tuntut Kebijakan yang Adil
Aksi penolakan kenaikan harga BBM hingga kini masih terus berlanjut. Pada Kamis (15/9) kemarin, mahasiswa Yogyakarta beserta aliansi masyarakat lainnya menggelar aksi demonstrasi di depan Istana Kepresidenan Yogyakarta, Gedung Agung.
Aksi demonstrasi tersebut diawali dengan long march dari Bundaran UGM sampai Titik Nol Kilometer Yogyakarta.
Bak sebuah pertunjukan, aksi protes BBM itu juga dilengkapi dengan panggung berkarpet merah yang berada di tengah jalan. Pada aksi tersebut mahasiswa tampil menyanyikan lagu yang liriknya menyindir pejabat dengan iringan musik akustik.
Selain menolak kenaikan tarif BBM, massa juga menyuarakan sejumlah tuntutan, di antaranya penolakan pasal-pasal RUU KUHP tentang perlindungan terhadap harkat martabat presiden, wakil presiden, pejabat lainnya serta kekuasaan umum.
“Kita mencoba memberikan tuntutan sekaligus memberitahukan bahwa banyak persoalan negara yang harus dituntaskan dan itu bisa dituntaskan dengan suara rakyat yang bersatu,” kata Tirano, Koordinator Lapangan aksi demonstrasi, dikutip pada Jumat (16/9).
Dalam aksi tersebut, mereka juga mendesak pemerintah dan DPR untuk melakukan pengesahan RUU Perlindungan Data Pribadi secara cepat, yakni dengan menggunakan prinsip pembentukan peraturan perundang-undangan. Selain itu meminta pemerintah untuk segera menyelesaikan kasus pelanggaran HAM berat yang belum tuntas hingga saat ini.
Massa berharap agar pemerintah pusat dan daerah membuka seluas-luasnya akses dan fasilitas transportasi publik secara gratis bagi masyarakat yang lebih membutuhkan.
Jika tuntutan tersebut tidak segera diselesaikan, para demonstran mengancam akan terus menyelenggarakan aksi serupa dengan jumlah massa yang lebih banyak. (OR/L44)