Lensa Kuliner

Gatot Tiwul, Dua Jajanan Tradisional Khas Gunungkidul Pengganti Nasi

Makanan pengganti nasi haruslah mengandung karbohidrat yang cukup tinggi. Kabohidrat sendiri harus mengenyangkan dan bermanfaat untuk menambah energi untuk beraktivitas. Makanan pengganti nasi biasanya terbuat dari singkong, ubi, ataupun jagung. Ada beberapa makanan tradisional khas Indonesia yang bisa dijadikan pengganti nasi, seperti tiwul yang terbuat dari singkong kering (gaplek), nasi jagung, gatot berasal dari singkong dengan tekstur kenyal, hingga horok-horok khas Jepara.

Gunungkidul, memiliki berbagai makanan khas yang mantap dan sulit ditemui di daerah manapun. Tiwul dan Gatot merupakan makanan khas yang berasal dari Gunungkidul. Keduanya sama-sama terbuat dari singkong, namun dua makanan ini sangatlah berbeda, baik dari tampilan ataupun fungsinya.

Tiwul adalah makanan yang berfungsi sebagai nasi atau alternatif nasi bagi masyarakat Gunungkidul. Tiwul terbuat dari tepung gaplek atau singkong kering. Nasi tiwul adalah makanan khas Gunungkidul, yang dulunya merupakan makanan pokok masyarakat di Gunungkidul. Makanan yang dulunya memiliki stereotipe kemiskinan di daerah ini, justru sekarang menjadi makanan khas yang memiliki beragam variasi dan penggemarnya tersendiri. Nasi tiwul tidak lagi menjadi pengganti makanan pokok, tetapi telah menjadi kuliner yang banyak dicari di Gunungkidul.

Tiwul memiliki rasa yang sedikit manis dan memiliki aroma alami gaplek, sehingga rasanya cukup unik dan khas. Selain itu, teksturnya yang halus akan memberikan sensasi tersendiri ketika sahabat mencicipinya. Diyakini pula, bahwa tiwul ini sangat bermanfaat bagi tubuh. Karena memiliki kandungan kalori lebih rendah dari nasi, sehingga cocok bagi yang sedang diet. Tiwul ini juga dapat mencegah penyakit seperti bisul dan penyakit perut lainnya.

Sama dengan Tiwul, Gatot juga cemilan khas Gunungkidul yang terbuat dari gaplek atau sejenis singkong kering. Singkong yang sudah dikupas, kemudian dibersihkan lalu dijemur hingga kering. Tetapi untuk membuat gatot khusus, singkong yang digunakan harus berkualitas baik.

Cara membuat makanan gatot sangat sederhana. Gatot kering kemudian direndam selama sekitar 12 jam (semalam). Kemudian cuci bersih, singkong kering dipotong-potong kecil sesuai dengan ukuran gatot pada umumnya, kemudian dikukus selama sekitar 2 jam. Setelah dikukus, gatot ditempatkan dalam wadah lebar agar dingin dengan cepat. Saat menyajikan gatot, agar lebih enak ditaburi kelapa parut, gula, dan sedikit garam.

Dari segi rasa, gatot memiliki rasa yang khas dan unik. Memiliki aroma khas seperti gaplek dan biasanya makanan ini disajikan dengan kelapa parut dan gula merah, sehingga rasanya cenderung manis dan agak asin. Tekstur makanan yang sudah matang ini, biasanya cukup lembut dan mudah dikunyah. Hal ini disebabkan karena proses perendaman dengan air kapur sirih selama proses pembuatannya.

Konon katanya, gatot memiliki beberapa khasiat bagi tubuh, salah satunya adalah memperlancar pencernaan. Hal ini karena proses pembuatannya membutuhkan waktu yang cukup panjang. Saat proses tersebut berjalan, terjadi pula proses fermentasi. Makanan yang telah difermentasi umumnya baik untuk pencernaan, selain membuat kenyang, komponen gizi penyusunnya juga telah diubah untuk membuatnya lebih mudah dicerna. (LH/L44)

Share

3 thoughts on “Gatot Tiwul, Dua Jajanan Tradisional Khas Gunungkidul Pengganti Nasi

  • I got this site from my buddy who informed me concerning this web site and now this
    time I am visiting this web site and reading very informative
    content at this place.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *