HeadlineLensa Terkini

Gas Air Mata Kanjuruhan, Ditembakkan oleh 11 Personel Atas Perintah Brimob Polda Jatim

Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan lebih dari seratus orang kini mulai menunjukkan titik terang. Kapolri sudah menindak tegas sejumlah anggotanya dan beberapa pihak lain yang diduga terlibat dalam tragedi itu.

Kapolri Listyo Sigit Prabowo telah menetapkan sebanyak 6 tersangka dan 20 personel Polri yang diduga kuat melanggar kode etik. Selain itu, sebelumnya, ia juga sudah memecat Kapolres Malang dan menonaktifkan setidaknya 9 personel lainnya.

Dalam konferensi persnya pada Kamis (6/10), Sigit juga menjelaskan detail lainnya berkaitan dengan Tragedi Kanjuruhan.

Menurutnya, aparat keamanan yang seharusnya terjun sebanyak 1.037 personel saja justru diturunkan lebih banyak menjadi 2.034 personel. Penambahan personel ini merupakan upaya pengamanan setelah usulan untuk menggelar Liga 1 di sore hari ditolak oleh Panpel.

Selanjutnya, pertandingan berjalan lancar hingga Persebaya mencetak kemenangan unggul 3-2 atas Arema FC.

Tak lama setelah itu, situasi mendadak berubah saat beberapa suporter turun ke lapangan dan menghampiri para pemain. Kericuhan pun terjadi di tengah lapangan.

Hanya saja upaya aparat untuk pengamanan dengan menembakkan gas air mata ternyata tidak tepat. Gas air mata yang seharusnya menyasar lapangan, justru diarahkan ke tribun penonton.

Penembakan gas air mata itu, kata Sigit, dilakukan atas perintah Kasat Samapta Polres Malang AKP Bambang Sidik Achmadi dan Komandan Kompi Brimob Polda Jawa Timur AKP Hasdarman, yang sudah ditetapkan tersangka.

Adapun yang bertugas mengarahkan gas air mata, sebanyak 11 personel.

“Terdapat 1 personel yang menembakkan gas air mata ke tribun selatan kurang lebih 7 tembakan, ke tribun utara 1 tembakan, dan ke lapangan 3 tembakan,” kata Sigit.

“Penonton yang kemudian berusaha untuk keluar, khususnya di pintu 3, 11, 12, 13, dan 14 sedikit mengalami kendala. Karena ada aturan, di tribun atau stadion ini ada 14 pintu, seharusnya lima menit sebelum pertandingan berakhir maka seluruh pintu tersebut seharusnya dibuka,” lanjutnya, tak menampik musabab ricuhnya penonton akibat gas air mata.

Saat ramai berusaha menyelamatkan diri, Sigit menyebut bahwa pintu sudah dibuka namun tidak sepenuhnya alias hanya 1,5 meter.

“Sehingga kemudian terjadi desak-desakan yang kemudian mengakibatkan sumbatan di pintu-pintu tersebut hampir 20 menit,” tambahnya. (AKM/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *