G20 Janjikan Bantuan untuk Krisis Kemanusiaan Afghanistan
G20 atau Kelompok 20 bertekad untuk mengatasi krisis kemanusiaan di Afghanistan. Mario Draghi, Perdana Menteri Italia mengaku siap untuk menjadi tuan rumah pertemuan darurat jika memang diperlukan koordinasi.
Sejak Taliban mengambil alih Afghanistan pada 15 Agustus lalu, negara tersebut telah berjuang dengan kemiskinan serta kekeringan parah. Tidak hanya itu, kehancuran ekonomi juga terjadi setelah beberapa dekade.
“Pada dasarnya, terdapat konvergensi pandangan mengenai perlunya penanganan darurat kemanusiaan di Afghanistan,” ujar Draghi, dikutip dari Reuters pada Rabu (13/10).
Kepala negara besar di dunia seperti Joe Biden, Presiden AS, Narendra Modi, Perdana Menteri India, dan beberapa pemimpin Eropa turut ambil andil dalam menghadapi situasi tersebut.
Namun, Xi Jinping, Presiden Tiongkok dan Vladimir Putin, Presiden Rusia, tidak menghadiri pertemuan. Hal tersebut menunjukkan sikap resmi yang berbeda dalam menghadapi keadaan darurat.
Meskipun begitu, bagi Draghi, ketidakhadiran dua pemimpin tersebut tidak mengurangi pentingnya pertemuan yang diselenggarakan oleh Italia tersebut.
Ia menambahkan, pertemuan tersebut merupakan respons multilateral pertama terhadap krisis Afghanistan.
Tercipta sebuah kesepakatan di antara negara-negara G20 terkait perlunya mengurangi krisis di Afghanistan, di mana bank mulai kehabisan uang, pegawai negeri belum dibayar, dan lonjakan harga pangan yang mengancam jutaan orang mengalami kelaparan parah.
Sebagian besar upaya bantuan akan disalurkan melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), namun akan ada bantuan yang disalurkan ke Afghanistan dari negara masing-masing secara langsung. Meskipun begitu, negara pemberi bantuan tetap menolak untuk mengakui pemerintah Taliban.
“Sangat sulit untuk membantu orang-orang di Afghanistan tanpa melibatkan Taliban, namun perlu digarisbawahi bukan berarti kami mengakui pemerintahan mereka,” tambah Draghi. (DY/L44)