Lensa Jogja

Festival Dolanan Anak, Bangkitkan Kecintaan Permainan Tradisional di Bantul

Lingkungan rumah dinas Bupati Bantul mendadak ramai riuh dipenuhi oleh anak-anak yang asik bermain aneka permainan tradisional, pada Minggu (19/6). Puluhan anak itu, secara berkelompok mendemonstrasikan bermacam mainan anak-anak tradisional dengan semangat, ada yang di taman, pendopo hingga halaman rumah dinas.

Permainan Ancak-Ancak Alis, menjadi salah satu di antara sekian banyak suguhan permainan tradisional. Pemain Ancak-Ancak Alis membentuk barisan memanjang dan berjalan sembari berpegangan bahu pemain depannya, kemudian melewati penjaga yang berpegangan tangan menyerupai gapura. Di akhir lagu yang mereka nyanyikan sebagai pengiring permainan, penjaga akan menangkap barisan pemain, untuk menjawab pertanyaan.

Mereka juga secara bergantian memainkan permainan tradisional yang sudah disiapkan. Keseruan itu merupakan bagian dari Festival Dolanan Anak, yang digelar oleh Organisasi Fatayah NU di hari jadinya yang ke-72, yang bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul serta Komunitas Kampung Dolanan.

Kegiatan tersebut, digelar untuk menjaga kelestarian permainan tradisional yang sudah jarang dimainkan, lantaran tergerus kemajuan jaman. Terlebih, masa pandemi Covid-19  membuat anak-anak sulit berekspresi di dunia luar, sehingga hanya gadget yang bisa dijadikan alat hiburan di rumah, baik untuk mengerjakan tugas sekolah atau bermain game online.

“Biar anak-anak lebih mengurangi lagi untuk bermain gadget dan lebih mengenal dolanan,” kata Dian Utami, Ketua Panitia Festival Dolanan Anak

Sementara itu, Sandi Marwanti, orang tua dari salah satu anak-anak itu, sangat mengparesiasi digelarnya festival dolanan ini. Menurutnya, kegiatan tersebut dapat membangkitkan imajinasi anak-anak.

“Jadi biarkan dia berimajinasi sendiri, apa yang ada. Di rumah kita juga fasilitasi biar memreka mengekspresikan apa yang ada di pikiran sendiri, sesuai dengan usia mereka,” ujarnya.

Dalam festival itu, ada setidaknya lebih dari sepuluh jenis permainan tradisional yang bebas diakses pengunjung, di antaranya ada wayang kertas, otok-otok, egrang batok, hingga dakon. Keseluruhannya, memiliki manfaat dalam melatih faktor sensorik, motorik dan kreatifitas anak.

Selain permainan tradisional, anak-anak bisa menemukan berbagai keseruan lainnya, seperti belajar membuat mainan kincir angin dan payung dari kertas lipat, serta area bermain anak dengan nuansa taman nan sejuk. (JACK/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *