Lensa Manca

FBI Gerebek Rumah Donald Trump di Mar-a-Lago, Cari Informasi Rahasia

Biro Investigasi Federal (FBI) menggerebek rumah mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, di Mar-a-Lago, Palm Beach, negara bagian Florida, pada Senin (8/8).

Penggerebekan tersebut, diungkapkan sendiri oleh mantan Presiden Amerika Serikat itu. Donald Trump mengatakan bahwa FBI telah “menggeledah” rumahnya di Mar-a-Lago di Florida dan bahkan memecahkan brankasnya.

Melansir dari NBC News, pada Selasa (9/8), pencarian itu terkait dengan informasi rahasia yang diduga, dibawa oleh Trump dari Gedung Putih ke resor Palm Beach-nya pada Januari 2021 lalu.

Trump juga mengklaim dalam sebuah pernyataan tertulis, bahwa pencarian yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Amerika ini, bermotif politik, meskipun dia tidak memberikan secara spesifik. Trump menyebut, jika tempat tinggal miliknya itu saat ini dikepung, digerebek, dan diduduki FBI.

“Ini adalah masa-masa kelam bagi bangsa kita, karena rumah saya yang indah, Mar-A-Lago di Palm Beach, Florida, saat ini dikepung, digerebek, dan diduduki oleh sekelompok besar agen FBI,” kata Trump.

Politikus Partai Republik itu, menolak mengungkapkan alasan para agen FBI itu berada di kediamannya. Akan tetapi, Trump mengatakan, penggeledahan itu dilakukan tanpa pemberitahuan sebelumnya.

Bahkan, Trump sendiri dilaporkan tidak berada di rumah pada saat penggerebekan, dan bahwa FBI telah menjalankan surat perintah penggeledahan untuk memasuki tempat tersebut.

Pengacara Trump, Christina Bobb, mengatakan Trump dan timnya telah bersikap kooperatif dengan pejabat FBI dan DOJ di setiap langkah. Mereka juga menambahkan, bahwa FBI melakukan serangan mendadak dan menyita beberapa berkas.

Sementara itu, seorang pejabat senior pemerintah, menegaskan bahwa surat perintah penggeledahan itu terkait dengan Arsip Nasional. Departemen Kehakiman pun melayangkan penyelidikan tahap awal, terhadap pemindahan dokumen Trump ke rumahnya di Florida.

Tahun ini, Donald Trump diharuskan mengembalikan 15 kotak dokumen yang diambil secara tidak benar dari Gedung Putih, kata Administrasi Arsip dan Catatan Nasional (NARA), pada bulan Februari lalu.

Sebelumnya, Trump juga mengonfirmasi bahwa pihaknya telah setuju untuk mengembalikan catatan tertentu ke Lembaga Arsip, seraya menyebutnya prosesnya seperti biasa. (SC/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *