Lensa Jogja

Faris Husaen, Sabet Medali Perak Dalam Ajang EIYI di Taiwan

Memiliki keterbatasan fisik tak menyurutkan semangat bocah kelas 9 Sekolah Menengah Pertama (SMP) bernama Muhammad Faris Husaen, pengidap Duchenne Muscular Dystrophy (DMD) dan temannya Damar Tuhu Wicaksono.

Mereka berdua berhasil menciptakan tank chair kursi roda untuk berjalan di pantai. Melalui ide kreatif itulah, mereka pun menyabet medali perak dalam Ajang International Exhibition For Young Inventoris di Taiwan, pada awal November lalu.

Tank chair ialah kursi roda yang telah dimodifikasi, sehingga ramah untuk digunakan oleh penyandang disabilitas saat berada atau berjalan di area berpasir, seperti area pantai. Inovasi  ini bermula, ketika Faris merasa kesulitan berjalan saat berada di jalan berpasir, berangkat dari kesulitan tersebut, ia kemudian mencoba untuk menyalurkan idenya dengan membuat tank chair.

Dalam ajang International Exhibition For Young Inventoris, Faris menjadi salah satu dari 15 tim delegasi yang mewakili Indonesia di ajang bergengsi di bawah naungan Badan Riset dan Inovasi atau BRIN, dengan hasil yang cukup memuaskan.

“Awalnya saya kesulitan untuk berjalan di atas pasir kemudian saya ingin membuat kursi roda yang banyak tank seperti tank kemudian saya membuat kursi roda tank dengan teman saya untuk memudahkan berjalan di atas pasir. Awalnya ini menggunakan kursi roda bekas kemudian mencari ban bekas dan membeli alumunium untuk di potong – potong kemudian dirangkai seperti ini,” kata Faris.

Tak disangka, temuan karya ilmiah tank chair ini hanya dibuat dengan memanfaatkan barang bekas yang ada, yakni menggunakan kursi roda bekas, ditambah dengan ban karet yang dibentuk menyerupai roda tank. Serta dilengkapi dengan baterai penggerak dan juga remot kontrol, agar lebih memudahkan pengguna kursi roda untuk berjalan.

Untuk satu unit tank chair ini, katanya, menghabiskan biaya sebesar 8 juta rupiah.

“Ya pasalnya masyarakat nanti bisa mempergunakan alat seperti ini, nanti bisa enjoy di pantai tempat yang di pasir nah itu bisa berjalan dengan nyaman kalau kita berwisata ke pantai ke pasir nah ini khusus kursi roda yang berjalan di pasir nah itu,”ujar Anik Murwati, orang tua Faris.

Telah berhasil mengharumkan nama SMP Negeri 1 Turi di kancah Internasional, sekolah pun juga turut andil dalam memberikan fasilitas guna mendukung siswanya untuk terus berprestasi.

“Seperti contohnya ketika anak itu mau mengambil gambar di pantai. Di laut selatan sana kita antarkan kita fasilitasi termasuk menggunakan medianya sekolah untuk mengambil gambar ketika dari segi bahasa karena lomba itu berbahasa inggris mungkin agak kesulitan kita datangkan mentor walaupun disekolah ada supaya anak PD. Akhirnya ketika di tingkat Nasional jadi finalis ketika dikirim bersama 15 temanya di Taiwan mendapatkan medali. Itulah kebanggaan sekolah yang mana hari ini dia tidak merasa minder walaupun dia berkebutuhan khusus tapi punya prestasi yang diakui oleh Internasional,” jelas Agus Istiyadi, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Turi.

Meskipun diselenggarakan secara online, International Exhibition For Young Inventoris 2022 diikuti oleh peserta dari berbagai negara di antaranya Rusia, Belarusia, India, Italia, Jepang, Singapura, Hongkong, China, Taiwan, dan Indonesia. (AN/l44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *