Lensa Jogja

Dukung Pelukis di Masa Pandemi, HIPPI DPC Sleman Adakan Pameran

Pameran lukisan di Kabupaten Sleman kembali digelar setelah sempat vakum akibat pandemi covid-19. Dengan mengusung tema ‘Jiwa Pancasila’ sebanyak 48 pelukis ikut serta memamerkan hasil lukisannya.

Pandemi covid-19 memberikan dampak ke berbagai profesi termasuk profesi pelukis. Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia atau HIPPI DPC Sleman bersama dengan komunitas perupa Sleman gelar pameran lukisan sebagai wadah bagi para pelukis untuk memamerkan karyanya.

Pameran ini juga merupakan salah satu bentuk upaya dalam memberikan dukungan bagi para pelukis di tengah pandemi covid 19 acara ini digelar di salah satu mall di Kabupaten Sleman hingga tanggal 27 mendatang. Sebanyak 66 lukisan dengan berbagai teknik tertata rapi, total ada 48 pelukis dari Sleman, Solo, Semarang dan Surabaya yang mengikuti pameran ini. Tak hanya sebagai wadah memamerkan lukisan diharapkan dari kegiatan ini ada pengunjung yang tertarik untuk membeli sehingga dapat menggerakkan kembali roda perekonomian bagi para pelukis.

“Ini memberikan ruang untuk mereka untuk selalu berkarya dan kita di hippi dpc sleman mengapresiasi dari karya seni yang mereka buat dan supaya nanti ke depan mempertemukan pembeli atau penikmat seni yang mengetahui arti ataupun indahnya karya seni dalam hal ini lukisan.  Semoga nanti ada yang membeli lukisan-lukisan di sini sehingga meningkatkan penghasilan dari pelukis.” Jelas Atik Sri Purwatiningsih, ketua umum HIPPI DPC Sleman.

Gelaran pameran lukisan sangat penting bagi para seniman setelah sempat lama vakum karena pandemi covid 19. Sebelumnya para seniman yang tergabung dalam komunitas perupa Sleman rutin menyelenggarakan kegiatan melukis bersama sebagai wujud kegembiraan dalam bekesenian, namun karena protokol kesehatan yang ketat harus diterapkan maka kegiatan ini tidak dilaksanakan lagi untuk sementara waktu.

Agus, salah seorang pelukis mengatakan sebelum pandemi ia dapat menjual lukisan setidaknya sekali dalam satu bulan, namun di masa pandemi ini penjualannya menurun drastiS, ia hanya dapat menjual 2 lukisan selama 1 tahun.

Untuk memamerkan karyanya terkadang para pelukis masih terhalang oleh biaya yang terlalu tinggi, oleh karena itu agar dapat mempertahankan eksistensinya di tengah pandemi seperti sekarang ini pengadaan ruang apresiasi yang tidak terlalu mahal menjadi harapan bagi para pelukis. (AFN/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *